TEXAS - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau Centres for Disease Control (CDC), pada Jumat (7/6), mengumumkan strain virus flu burung A(H5N1) yang menginfeksi seorang pekerja peternakan sapi perah di Texas pada bulan Maret ternyata menyebabkan penyakit parah dan kematian pada musang.

"Sebaliknya, flu musiman membuat musang sakit, tetapi tidak membunuh mereka," kata CDC.

Dikutip dari The Straits Times, menurut CDC, musang adalah mamalia kecil terbaik untuk mempelajari infeksi dan penularan virus influenza dan biasanya digunakan sebagai alat untuk menginformasikan penilaian risiko kesehatan masyarakat terhadap virus influenza yang muncul.

"Strain virus flu burung (A)H5N1 yang ditemukan di Texas menyebar dengan mudah di antara musang yang sehat ketika mereka melakukan kontak langsung dengan musang yang terinfeksi," kata para peneliti.

Namun, virus ini kurang efisien dibandingkan jenis influenza lainnya dalam penyebaran melalui tetesan pernapasan.

"Hal ini menunjukkan virus seperti ini perlu mengalami perubahan agar bisa menyebar secara efisien melalui tetesan di udara, seperti dari batuk dan bersin," kata CDC.

Mewaspadai Perubahan

Flu burung telah dilaporkan di lebih dari 80 peternakan sapi perah di 11 negara bagian AS sejak akhir Maret. Para ilmuwan mewaspadai perubahan pada virus yang mungkin menandakan virus tersebut beradaptasi dan menyebar dengan lebih mudah ke manusia.

Reuters melaporkan sebelumnya pada hari Jumat bahwa lembaga-lembaga federal dan negara bagian AS sedang merencanakan penelitian mengenai potensi penyebaran flu burung pada sapi perah dalam sebuah langkah yang bertujuan memandu upaya membendung virus dan mengurangi paparan terhadap manusia. Penyebaran melalui saluran pernapasan dapat memberi virus lebih banyak peluang untuk berevolusi.

AS, Meksiko, dan Australia telah melaporkan total lima kasus flu burung H5 dengan versi berbeda pada manusia sejak bulan Maret. Tiga kasus di AS tergolong ringan, dengan dua pekerja susu, satu yang terinfeksi di Texas, hanya mengalami konjungtivitis, atau mata merah, sementara kasus ketiga melibatkan beberapa gejala pernapasan.

Baca Juga: