Secara umum harga beras medium masih mahal meskipun upaya intervensi pasar melalui beras SPHP sudah dilakukan sejak sebelum Ramadan.

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketersediaan pangan selama Lebaran 2024. Upaya itu dilakukan dengan menjaga stabilitas harga, pengoperasian tol laut, optimalisasi Gudang Bulog, hingga menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui operasi pasar murah.

"Jadi, stabilitas harga ini kuncinya di supply and demand. Jika seimbang maka harga akan relatif stabil. Nah, produknya ini stoknya ada. Tinggal bagaimana mendistribusikannya," ujar Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani, dalam dialog FMB9 bertajuk Lebaran Aman, Mudik Ceria Penuh Makna, Senin (1/4).

Karena itu, Bapanas sejak jauh-jauh hari telah bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk mendistribusikan bahan pangan ke sejumlah daerah. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan sejumlah lembaga serta kepala dinas antarprovinsi dan kota.

"Agar ketersediaan pangan itu tidak hanya terpusat di satu titik saja. Untuk distribusi kita sudah bekerja sama dengan Kemenhub sehingga lokasi bahan pangan itu sebarannya merata. Ada juga kerja sama antardaerah, ada forum kepala dinas antarprovinsi dan kota, untuk mengomunikasikan wilayah mana yang kurang," ungkapnya.

Rachmi menambahkan, Bapanas telah mengoptimalkan Gudang Bulog di beberapa daerah. Bahkan tidak hanya beras saja, melainkan juga 11 komoditas penting lainnya. "Untuk komoditas lain selain beras, waktu simpannya kan pendek, ya. Jadi, kita siapkan cold storage untuk menampung 11 komoditas, seperti kedelai, bawang, cabai, daging ayam, telur, dan sebagainya agar mempunyai masa simpan yang panjang," jelasnya.

Saat ini, ada sekitar 30 titik cold storage dapat diakses masyarakat. Di cold storage tersebut masyarakat dapat memperoleh bahan-bahan pangan yang tidak hanya beras dengan harga pertama.

Saat ini, menurut Rachmi, secara umum harga beras medium masih mahal. Padahal intervensi pasar melalui beras SPHP juga sudah dilakukan sejak sebelum Ramadan.

"Kalau kita lihat di grafik harga, saat ini beras medium sudah melandai grafiknya. Pekan lalu, saya ke Palu, saya cek, (walau bukan daerah produsen) beras mediumnya udah turun," ujarnya.

Rachmi mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan evaluasi dengan lembaga terkait termasuk Kementerian Pertanian. Evaluasi dilakukan salah satunya terkait dengan harga pembelian dari petani dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani.

Rachmi menambahkan, saat ini fokus Bapanas menjaga ketersedian bahan pangan terlebih dahulu. Bapanas juga masih melakukan program penyaluran beras ke 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berlangsung hingga Juni 2024.

Modifikasi Cuaca

Untuk mengurangi gangguan cuaca ekstrem, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan teknik modifikasi cuaca dilakukan untuk meminimalkan kondisi cuaca ekstrem selama Lebaran nanti. Hal ini karena pihaknya memprediksi cuaca seminggu sebelum Lebaran 2024 didominasi hujan ringan dan sedang, di mana hujan sedang bisa berpotensi menjadi cuaca ekstrem.

Menurutnya, banjir di Semarang, Demak, Kudus, dan Pati pada Maret 2024 menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem masih menjadi ancaman, terutama menjelang Lebaran. BMKG juga telah mendeteksi bibit siklon tropis dan konvergensi antartropik yang menyebabkan curah hujan tinggi di wilayah tersebut.

Dia melanjutkan, untuk mengantisipasi hal tersebut, BMKG telah melakukan beberapa langkah. Mulai dari memantau kondisi cuaca secara terus-menerus, memberikan peringatan dini cuaca ekstrem, hingga menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di daerah-daerah rawan.

Baca Juga: