Pemerintah memastikan ketersediaan daging sapi atau kerbau secara nasional menjelang Nataru aman atau bahkan surplus.

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan pangan asal ternak aman secara nasional menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pada sisa waktu tahun ini, Kementan rutin melakukan pemantauan di lapangan mengingat adanya potensi kenaikan harga.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan Nasrullah mengatakan jaminan itu berdasarkan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan yang menunjukkan bahwa komoditas pangan terpantau dalam kondisi cukup. Tujuannya, kata dia, agar masyarakat dapat menyambut akhir tahun tanpa khawatir kehabisan stok pangan asal ternak meskipun di tengah pandemi Covid-19.

"Ketersediaan daging sapi atau kerbau secara nasional menjelang Nataru aman. Bahkan surplus," ujar Nasrullah di Jakarta, Senin (13/12).

Dia membeberkan, berdasarkan prognosa kebutuhan daging sapi/ kerbau pada November-Desember 2021 sebanyak 114.342 ton. Sedangkan ketersediaannya sebanyak 128.480 ton sehingga neraca dalam keadaan surplus 14.138 ton. Ketersediaan daging tersebut berasal dari sapi lokal sebanyak 44.490 ton, sapi siap potong 14.377 ton (setara 75.000 ekor), daging Impor 69.613 ton.

Dia mengingatkan dalam memastikan ketersediaan pangan khususnya menghadapi Nataru ini, perlu adanya koordinasi dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga terkait, serta pemangku kepentingan lainnya.

Nasrullah menjelaskan untuk mencukupi kebutuhan daging sapi, pemerintah tetap memprioritaskan pasokan produksi dalam negeri melalui kegiatan sapi kerbau komoditas andalan negeri (Sikomandan). Kementan terus mendorong para peternak di seluruh daerah untuk melakukan pencapaian target kelahiran sapi dan kerbau secara masif dan serentak, agar mampu mengatasi kebutuhan daging sapi nasional.

"Kegiatan Sikomandan melalui optimalisasi reproduksi dengan Inseminasi Buatan (IB) sebagai penerapan teknologi tepat guna untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi," jelas Nasrullah.

Tercatat capaian kinerja optimalisasi reproduksi sejak 2017-2021. Hal ini terlihat dari jumlah kebuntingan Januari 2017 hingga 12 November 2021 telah terealisasi 10.409.608 ekor. Kelahiran pedet mencapai 9.211.148 ekor atau setara 55,49 triliun rupiah dengan asumsi harga satu pedet lepas sapi sekitar enam juta rupiah per ekor.

"Tentunya nilai ini memberikan efek motivasi dan semangat dalam mengubah pola pikir sehingga peternak mampu beternak secara serius dan bersama (kelompok) yang menguntungkan bagi peternak," tutur Nasrullah.

Kenaikan Harga

Ditjen PKH Kementan bersama Komisi IV DPR RI baru saja mengunjungi peternakan sapi potong di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Menurut Kementan, pemantauan ketersediaan pangan penting dilakukan pada momen Nataru karena terdapat potensi kenaikan permintaan bahan pangan asal ternak dan mengantisipasi agar tidak terjadi kelangkaan pasokan yang akan berdampak pada fluktuasi harga.

Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, yang ikut memantau ketersediaan pangan asal ternak juga mengakui stok di lapangan tersedia. Menurutnya, jumlah stok yang ada di lapangan juga cukup untuk dikonsumsi masyarakat.

"Kami dapat memastikan ketersediaan dan pasokan pangan tersedia dalam jumlah yang cukup serta dapat diakses oleh masyarakat," ungkap Anggi.

Baca Juga: