BEKASI - Status kebencanaan daerah Bekasi diturunkan dari tanggap darurat menjadi masa transisi. Ini berlaku mulai Jumat (27/9) kemarin dengan pertimbangan penurunan area terdampak secara signifikan.
Masa tanggap darurat bencana kekeringan Kabupaten Bekasi ditetapkan sejak 30 Agustus hingga 12 September. Ada dua kali perpanjangan periode 13-19 September serta 20-26 September 2024.
"Di masa transisi ini pemerintah daerah tetap melanjutkan upaya penanganan bencana melalui distribusi bantuan air bersih serta mengatasi lahan pertanian terdampak," jelas Penjabat Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, di Cikarang, Jumat.
Dia menuturkan, selama pemberlakuan masa transisi pemerintah daerah juga terus memperbarui data kondisi terbaru di lapangan. Ini dilakukan melalui evaluasi rutin setiap kegiatan penanganan bencana kekeringan.
"Kita tetap melakukan monitoring dan tetap mengevaluasi terkait perkembangan penanganan kekeringan untuk hari-hari berikutnya," jelas Dedy. Lebih jauh Dedy menyatakan berdasarkan hasil evaluasi, perkembangan penanganan bencana kekeringan melalui rencana aksi daerah yang dilaksanakan secara gotong royong sudah berjalan baik.
Salah satu rencana aksi daerah yang dijalankan secara masif adalah kegiatan normalisasi aliran sungai yang tersumbat. Selain itu, juga sedimentasi dengan hasil penanganan yang sudah bisa dirasakan masyarakat khususnya para petani di lahan berstatus terancam kekeringan.
"Syukurlah progresnya luar biasa. Capaian kegiatan normalisasi sudah signifikan. Bahkan ada yang sudah mendekati 100 persen," tambahnya. Tentu ini sangat positif. Dari hasil analisis, wilayah kecamatan terdampak kekeringan di Kabupaten Bekasi pun semakin berkurang.
Dia memastikan kegiatan normalisasi tersebut akan terus dilakukan dengan pengawasan penuh terutama wilayah-wilayah terdampak kekeringan berdasarkan pantauan serta pembaruan data luas area pertanian terkena dampak. Kemudian rencana aksi menyangkut distribusi bantuan air bersih yang dilakukan secara optimal. Maka, dalam beberapa hari terakhir sudah tidak ada permohonan warga di sejumlah wilayah berstatus terdampak kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, menambahkan, penanganan bencana kekeringan sudah menunjukkan hasil yang signifikan. Ini termasuk dampak positif normalisasi, sehingga pasokan air bisa masuk ke areal persawahan.
"Hasil rapat evaluasi, Bupati sudah menetapkan masa transisi. Tapi kita tetap melayani pengiriman air bila ada permintaan," ucapnya. Dodi menyebutkan, hingga berakhir masa tanggap darurat kekeringan, total bantuan air bersih yang sudah didistribusikan mencapai lebih dari 3 juta liter.
Untuk wilayah terdampak kekeringan per hari ini tersisa delapan kecamatan. Sebelumnya, ada 11 kecamatan. Untuk lahan pertanian, sebagian besar juga sudah dapat teraliri. Ant/G-1