JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan status Gunung Ili Lewotolok yang berada di Nusa Tenggara Timur dari sebelumnya level siaga kini menjadi waspada.
"Secara umum jumlah gempa menunjukkan penurunan dengan dominasi rekaman oleh gempa-gempa hembusan. Tremor menerus terekam dengan amplitudo rata-rata semakin kecil," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam laporan yang diterima di Jakarta, Senin (24/6).
Pada 1-7 Juni 2024, PVMBG mencatat ada 7 kali gempa letusan, 2.463 gempa hembusan, 11 gempa vulkanik dangkal, 3 gempa vulkanik dalam, 2 gempa tektonik lokal, dan 4 gempa tektonik jauh.
Sepekan kemudian, pada 8-15 Juni 2024, gempa-gempa yang tercatat berupa 18 kali gempa letusan, 2.170 gempa hembusan, 2 gempa vulkanik dangkal, 5 gempa vulkanik dalam, 4 gempa tektonik lokal, dan 4 gempa tektonik jauh.
Pada 16-22 Juni 2024, data kegempaan tercatat ada 4 kali gempa letusan, 1.522 gempa hembusan, 1 gempa tremor vulkanik, 1 gempa hibrid, 18 gempa vulkanik dalam, 3 gempa tektonik lokal, serta 2 gempa tektonik jauh.
Hendra menuturkan meski aktivitas erupsi dan hembusan asap masih tinggi, namun semakin menunjukkan penurunan dalam satu pekan terakhir.
Aliran lava ke arah tenggara terjauh masih pada jarak kurang lebih 1,8 kilometer dan 600 meter ke arah selatan. Sedangkan, jarak aliran lava ke arah barat hingga tanggal 27 Mei 2024 masih sekitar 1,3 kilometer dari bibir kawah dan belum menunjukkan penambahan jarak aliran lava.
Saat ini letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah.
"Gempa vulkanik dangkal dan dalam masih terekam, namun tidak signifikan. Kemunculan gempa-gempa vulkanik mengindikasikan adanya tekanan pada tubuh Gunung Ili Lewotolok yang berkaitan dengan suplai fluida magmatik dangkal dan dalam," kata Hendra.
Tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok turun ke level waspada terhitung mulai tanggal 23 Juni 2024, pukul 16.00 WITA.