JAKARTA - Dagangan, perusahaan rintisan (startup) perdagangan elektronik pedesaan (rural commerce) mengumumkan kerja sama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Kerjasama ini bertujuan mendukung Badan Usaha Milik (BUM) Desa atau BUMDes dalam menjangkau pasar yang lebih luas melalui ekosistem digital.

Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) telah ditandatangani oleh Kemendes PDTT dan Dagangan. Kolaborasi Dagangan dengan Kemendes PDTT rencananya akan dilakukan pertama di Jawa Tengah dan akan diperluas di wilayah lain.

"Dagangan akan menyediakan akses pasar lebih luas hingga ke seluruh Indonesia melalui aplikasi Dagangan sertaplatformLokapasar," kata CEO & Co-Founder Dagangan Ryan Manafe melalui siaran pers Kamis (2/2).

Ia menambahkan, Dagangan mendukung upaya yang dilakukan Kementerian Desa PDTT dalam memastikan para BUMDes mulai menerapkan digitalisasi. Dengan demikian diharapkan produk asli kebanggaan desa tersebut menjangkau pasar yang lebih luas agar bisa terus bertahan.

Produk BUMDes memiliki peran penting dalam ekonomi perdesaan. Dagangan akan terus berupaya untuk membantu Kemendes PDTT dalam menyediakan platform digital yang optimal sekaligus memastikan BUMDes mendapatkan keuntungan lebih yang dapat meningkatkan taraf hidup para pelakunya.

Salah satu bentuk realisasi penerapan digitalisasi BUMDes pada 2021 adalah Sugiarti pemilik BUMDes asal dari Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang bergerak dalam usaha pembuatan kripik sukun. "Awalnya yang beli keripik saya hanya dari tetangga sekitar saja, tapi semenjak dijual di aplikasi Dagangan, penjualannya cukup bagus dan sekarang keripik saya merambah ke warung-warung kabupaten lain di DIY," ujar Sugiarti.

Untuk mengelola usahanya dengan baik ia ikut dalam pelatihan yang diadakan Dagangan dalam pengelolaan operasional bisnis sehingga pendapatan produk keripik sukun i meningkat hingga tiga kali lipat per bulan. Peningkatan ini menuntut ia untuk menjaga stok barang agar konsumen tidak kecewa.

Ryan menambahkan, Dagangan juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam penerapan digitalisasi BUMDes melalui kegiatan edukasi ataupun pelatihan dan pengembangan operasional bisnis. Kini Dagangan telah menjangkau lebih dari 20.000 desa di Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur serta membantu digitalisasi lebih dari 35.000 warung dan pemilik toko sembako.

Melalui kemitraan strategis antara Kemendes PDTT dan Dagangan diharapkan akan lebih banyak lagi produk BUMDes dapat menerapkan digitalisasi bagi usaha mereka untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan di Indonesia.

Selain menyediakan platform digital, Dagangan juga turut serta dalam penyelenggaraan Bazaar Hari BUMdes dengan menyediakan 50+ stan yang berisi produk dan usaha dari masing-masing provinsi di Indonesia. Melalui kegiatan ini perusahaan tersebut bersama Kemendes PDTT ingin mendukung BUMDes agar dapat mengakses jaringan di luar desa hingga ke seluruh Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDTT, Taufik Madjid mengapresiasi kontribusi yang diberikan Dagangan dalam membantu pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan penjualan produk BUMDes sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas. "Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa permasalah pengembangan ekonomi di desa salah satunya adalah kurang memiliki akses pasar dan nilai tawar yang rendah," ujar dia.

ia menambahkan, dengan adanya kontribusi dari pihak swasta dalam menyediakan ekosistem digital seperti Dagangan ini pihaknya berharap agar BUMDes bisa bertahan, bahkan menjadikan kolaborasi ini sebagai dorongan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih maju lagi. Usaha tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.

Baca Juga: