Selain Pindad, Indonesia masih memiliki satu pabrik yang kemampuannya diakui oleh dunia internasional. Tidak main-main, NATO yang merupakan pakta pertahanan atlantik utara banyak menggunakan produk dari perusahaan bernama Sritex ini. Mereka mempercayakan pakaian dari para tentaranya untuk dibuat di Indonesia yang notabene sangat jauh dari Eropa.
Bangunan pabriknya berdiri di Jalan K.H. Samanhudi, Kabupaten Sukaharjo, Jawa Tengah, dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau dikenal dengan PT Sritex. Meski berada di kawasan kecil, namun berdiri megah showroom yang memamerkan pakaian-pakaian militer di dunia. Jumlahnya lebih dari 30 negara di dunia, termasuk pakaian militer Indonesia sendiri.
Sritex berdedikasi tinggi dalam dalam menghadirkan produk pakaian atau kain mereka. Setiap hari mereka berinovasi sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan juga unik. Berikut profil dari Sritex yang merupakan produsen baju militer terbaik di dunia dan jadi langganan puluhan negara.
Pendiri Sritex adalah Lukminto, yang mendirikan bisnis tekstil dari nol pada tahun 1966. Sebelum memulai bisnis tekstil, Lukminto hanyalah seorang pengusaha di Pasar Klewer dan menjadi pemilik batik. Setelah lama berjualan dan memiliki modal yang cukup, ia mendirikan perusahaan, dan perusahaan tersebut terus berkembang pesat.
Saat itu bisnisnya dari hulu ke hilir, karena pemintalan, pertenunan, finishing dan garmen berawal dari produk PT Sritex. Sejak Presiden Soeharto mengumumkan pendiriannya pada tahun 1992, PT Sritex diwajibkan membuatkan seragam untuk polisi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hingga suatu saat, tentara Indonesia dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) saling bertukar seragam militer dalam pertandingan sepak bola, seperti para pemain sepak bola, yang berganti seragam usai pertandingan. Tak mau kehilangan kesempatan, jelas PT Sritex juga sedang mempelajari desain pakaian militer milik organisasi terbesar dalam pertahanan dan keamanan kawasan Atlantik Utara itu.
Singkat cerita, NATO sebenarnya telah mencapai kesepakatan dengan PT Sritex untuk membuat seragam militer. Sadar akan adanya pabrikan yang bersaing di Eropa, PT Sritex masih menjadi pilihan NATO untuk terus menyediakan kebutuhan sandang militer. Ini bahkan sudah lama terjadi.
Setelah PT Sritex memperoleh sertifikat seragam militer Jerman pada tahun 1993, PT Sritex terus menjadi pemasok seragam NATO. Rompi antipeluru yang diproduksi oleh PT Sritex merupakan salah satu produk berkualitas yang dapat diandalkan.
Sejak saat itu, kualitas seragam militer yang diproduksi oleh PT Sritex menyebar ke seluruh penjuru dunia. Teknologi pemasaran dari mulut ke mulut berdampak besar pada PT Sritex hingga menjadi ahli dalam pembuatan seragam militer sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.
Sejauh ini, 36 negara telah menugaskan PT Sritex untuk memproduksi seragam militer. Terakhir, negara tetangga Filipina juga mempercayakan produksi seragam militernya kepada PT Sritex.
Setiap tahun, pabrik cepat berinovasi sehingga bisa beradaptasi. Kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan krisis 1998 membuktikan kemampuan adaptasi Sritex yang sangat baik. Faktanya, setelah krisis berakhir, keuntungan Sritex tujuh kali lebih besar dari pada tahun 1992.
Pakaian yang diproduksi oleh Sritex bukan sembarang pakaian. Perusahaan tekstil ini juga memproduksi pakaian anti peluru, anti radiasi, anti infra merah, dan tahan api. Saat ini, Sritex juga memproduksi pakaian yang dapat beradaptasi dengan lingkungan. Prajurit yang mengenakan pakaian ini dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sepertinya kulit bunglon.
Awalnya, Sritex hanya memproduksi baju atau kain jadi untuk pasar Indonesia. Setelah mendapatkan sertifikat dari NATO, reputasi perusahaan meningkat. Selain membuat pakaian yang digunakan oleh para personel militer di dunia. Sritex juga dapat menangani banyak pakaian dari merek terkenal dunia seperti Zara, Guess dan Timberland.
Garmen yang diproduksi oleh Sritex akan dijual di banyak negara di dunia. Setiap hari, para pekerja Sritex membuat banyak model pakaian berkualitas ekspor. Sejauh ini, Sritex telah menghasilkan lebih dari 3.000 jenis pakaian dan kain, yang membuatnya mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Selain memproduksi pakaian dan mode militer, Sritex juga berpartisipasi dalam pembuatan alat dan perlengkapan selama perang. Dalam pembuatan kendaraan militer TNI jenis bantalan udara, misi Sritex adalah membuat komponen anti peluru dan tahan api untuk pertahanan negara.
Sritex juga memproduksi tenda untuk keperluan darurat yang anti air. Selanjutnya ransel serbu yang bisa berguna juga sebagai pelampung. Terakhir yang paling baru, Sritex juga memproduksi payung untuk terjun payung. TNI tidak perlu lagi mengimpor dari luar negeri untuk mendapatkannya.
Hingga kini, negara yang tercatat sudah memesan seragam militernya ke PT Sritex antara lain Jerman, Inggris, Austria, Swedia, Belanda, Kroasia, Malaysia, Brunei, Timor Leste, Singapura, Nepal, Australia, dan lainnya. arn