Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Sehingga, perubahan iklim harus ditangani dengan baik, karena bisa menimbulkan berbagai kerugian termasuk sisi ekonomi.

"Jika semua tren ini (perubahan iklim) berlanjut tentu Indonesia akan kehilangan potensi ekonomi mencapai 0,66 hingga 3,45 persen produk domestik bruto (PDB) di 2030," kata Sri Mulyani dalam G20 Webinar Series, dikutip Kamis (28/7).

Sri Mulyani membeberkan, hal tersebut bisa terjadi lantaran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau. Ini membuat Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim, salah satunya kenaikan air laut.

Saat ini, Indonesia tercatat mengalami kenaikan permukaan air laut 0,8 hingga 1,2 centimeter (Cm) per tahun. Ini tentu berimplikasi sangat serius bagi Tanah Air mengingat 65 persen populasi Indonesia tinggal di wilayah pesisir.

"Kedua, dari tahun 1981-2018, Indonesia mengalami kenaikan temperatur sebesar 0,03 derajat Celcius setiap tahunnya," tambah Sri Mulyani.

Selain itu, emisi gas rumah kaca juga telah meningkat 4,3 persen setiap tahun dari tahun 1981 hingga 2018.

"Tak hanya itu, risiko dari perubahan iklim ini pun perlu diwaspadai. Kelangkaan air bisa disebabkan oleh adanya banjir parah dan kekeringan, ekosistem tanah hancur karena kebakaran hutan yang juga parah. Hal ini bisa menyebabkan hilangnya ekosistem, biodiversitas, dan perubahan dalam biomassa," ujar Sri Mulyani.

Tak hanya itu, ekosistem laut juga terancam, seperti kerusakan terumbu karang, rumput laut, mangrove, bakau, dan lain-lain. Selanjutnya, perubahan iklim juga mengurangi kualitas kesehatan serta menimbulkan krisis pangan.

"Kelangkaan pangan juga patut diwaspadai karena perubahan terhadap produksi bioma dan ekosistem bisa menimbulkan kelangkaan pangan bagi semua makhluk hidup," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menekankan, perubahan iklim mampu meningkatkan risiko ancaman bencana hidrometeorologis. Hal tersebut saat ini turut berkontribusi terhadap 80 persen bencana alam yang terjadi di Tanah Air.

Baca Juga: