Tokyo - Otoritas Sri Lanka tidak berniat memperpanjang satu tahun moratorium yang diberlakukan sejak 1 Januari 2024, kepada kapal-kapal penelitian asing yang memasuki wilayah perairannya, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Ali Sabry kepada NHK, Sabtu

Pada Januari 2024, Kolombo memberlakukan satu tahun moratorium untuk kapal-kapal penelitian asing yang memasuki wilayah perairannya menyusul sejumlah kapal penelitian Tiongkok yang mencoba memasuki wilayah perairan Sri Lanka.

Peralatan yang dibawa kapal ilmiah Tiongkok itu diyakini akan digunakan tidak hanya untuk kebutuhan penelitian maritim, tapi juga untuk eksplorasi dasar laut bagi operasi angkatan laut Tiongkok di masa mendatang di Samudera Hindia.

Namun, pada Maret, pihak berwenang Sri Lanka mengizinkan kapal penelitian Jerman berlabuh di pelabuhan Kolombo.

"Kami tidak dapat memiliki aturan yang berbeda untuk negara yang berbeda. Kami tidak bisa melarang hanya Tiongkok. Kami tidak akan melakukannya. Kami tidak akan memihak ke pihak tertentu," kata menteri luar negeri Sri Lanka.

Sri Lanka memiliki sumber daya maritim, oleh karena itu penelitian laut merupakan elemen penting, tambah Sabry.

"Oleh karena itu kami percaya bahwa kami harus meningkatkan transparansi mereka dan mengizinkan (kapal-kapal) untuk masuk," kata diplomat senior Sri Lanka tersebut.

Ia juga berterima kasih kepada Jepang atas niatnya untuk menyediakan kapal yang dilengkapi dengan sonar untuk membuat peta laut bagi Sri Lanka.

Baca Juga: