Sri Lanka menerima instalasi sistem tenaga surya atap sebesar 5 kW untuk tempat-tempat keagamaan dari pemerintah India. Proyek sebesar 17 juta dolar AS itu diharapkan dapat menambah 25 MW tenaga surya ke jaringan listrik.
Dilansir dari PV Magazine, Kementerian Energi Sri Lanka telah meluncurkan sebuah proyek untuk memasang susunan surya atap di tempat-tempat ibadah di seluruh negara pulau ini. Dewan Listrik Ceylon, Otoritas Energi Berkelanjutan Sri Lanka, dan Lanka Electricity Co. mengimplementasikan proyek ini, yang didukung oleh investasi sebesar 17 juta dolar dari pemerintah India.
Pada tahap pertama, para mitra akan memasang 5.000 sistem panel surya, masing-masing dengan kapasitas 5 kW, di atap-atap kuil Buddha, gereja, masjid, dan kuil Hindu di sembilan provinsi di Sri Lanka. Instalasi ini diharapkan akan selesai pada awal tahun 2025.
Kantor berita pemerintah Sri Lanka telah melaporkan bahwa fase ini akan menambah total 25 MW kapasitas tenaga surya ke jaringan listrik. Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), Sri Lanka memiliki 966 MW kapasitas tenaga surya yang terpasang pada akhir tahun lalu.
Dilansir dari Newswire, upacara serah terima dilakukan pada tanggal 25 Oktober di Kuil Hokandara, Kuil Sri Aanjaneyar, Gereja Santo Antonius, dan Masjid Mutwal Jumma di Provinsi Barat. Para pejabat dari Komisi Tinggi India di Kolombo, Dewan Kelistrikan Ceylon, dan Otoritas Energi Berkelanjutan Sri Lanka turut hadir.
Upaya ini, yang mencakup rencana pemeliharaan selama lima tahun, diharapkan akan selesai pada awal tahun 2025. Upaya ini sejalan dengan kebijakan "Neighbourhood First" dari India dan dibangun berdasarkan kunjungan Menteri Luar Negeri India, Dr. S. Jaishankar, yang menjanjikan dukungan yang berkelanjutan untuk prioritas pembangunan Sri Lanka.
Proyek tenaga surya ini merupakan salah satu dari beberapa kolaborasi yang sedang berlangsung di sektor energi antara kedua negara. Inisiatif lainnya termasuk elektrifikasi tenaga surya untuk hampir 9.000 kuil Buddha dan pirivenas, proyek energi terbarukan hibrida di tiga pulau di lepas pantai Jaffna, pengembangan infrastruktur LNG, dan pembangkit listrik tenaga surya di Sampur.
Sebagai informasi, tenaga surya atap memainkan peran penting dalam transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, terutama dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Dengan memasang panel surya di atap bangunan, rumah tangga, gedung perkantoran, dan pabrik dapat menghasilkan listrik sendiri dari sinar matahari yang melimpah, menjadikannya solusi energi bersih yang terdesentralisasi. Selain membantu menurunkan biaya listrik, tenaga surya atap mengurangi tekanan pada jaringan listrik pusat, terutama di saat permintaan listrik tinggi, sehingga meningkatkan ketahanan energi lokal.
Panel surya atap juga sangat cocok diterapkan di kawasan perkotaan dengan ruang terbatas karena memanfaatkan area yang sudah ada tanpa membutuhkan lahan tambahan. Kemajuan teknologi telah membuat sistem tenaga surya atap lebih terjangkau dan efisien, bahkan dengan opsi penyimpanan energi menggunakan baterai, memungkinkan pengguna mengakses listrik pada malam hari atau saat cuaca mendung. Dengan semakin banyaknya instalasi tenaga surya atap, masyarakat dapat berperan aktif dalam transisi energi dan mempercepat langkah menuju masa depan yang lebih bersih dan mandiri secara energi.