JAKARTA- Jaringan toko kelontong di Indonesia Sampoerna Retail Community (SRC), berperan aktif menjaga keberlanjutan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia selama 16 tahun terakhir.

Melalui pendampingan dan pembinaan toko kelontong yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, ekosistem SRC telah merasakan dampak yang kuat dan luas. Dampak positif dari aspek kemampuan usaha, aspek relasional, dan aspek kepercayaan diri yang didapatkan lebih dari 250 ribu toko kelontong di Indonesia, telah membawa UMKM Indonesia #JadiLebihBaik dan Naik Kelas.

Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) Romulus Sutanto dalam acara media talkshow dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-16 SRC, menjelaskan kalau perusahaan memasuki momen penting untuk melanjutkan komitmennya dalam mendorong keberlanjutan UMKM Indonesia agar makin berdampak.

Pada Mei tahun ini, perusahaan merayakan hari jadinya yang ke-16 tahun. "Hari Ulang Tahun ke-16 ini akan menjadi momen penting untuk melanjutkan komitmen kami mendorong keberlanjutan UMKM Indonesia agar makin berdampak #JadiLebihBaik untuk Indonesia," katanya.

Ia juga merefleksikan kembali perjalanan selama itu dan melihat bahwa pendampingan dan pembinaan telah membawa pengaruh positif yang signifikan. "Kami melihat bagaimana ekosistem SRC bertransformasi dan berdampak, melalui pemberdayaan dan membangun SDM yang kuat dan solid. Toko kelontong yang bergabung dengan memiliki nilai tambah, yaitu lebih fleksibel dan dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan. Mereka dapat memanfaatkan skala ekonomi dan dukungan kolektif untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul," lanjut Romulus.

Dampak yang diciptakan SRC terhadap ekosistemnya diantaranya, aspek kemampuan usaha, terjadi peningkatan kemampuan usaha setelah pembinaan berkelanjutan tentang pengelolaan toko dan manajemen keuangan. Identitas toko yang rapi, bersih, dan terang mencerminkan tempat belanja kebutuhan harian yang nyaman untuk pelanggan.

Selai itu, juga aspek relasional, anggota yang tergabung lebih tanggap, tangguh, dan mampu membagikan motivasi, pengetahuan, dan pengalamannya kepada sesama pemilik toko kelontong. Anggota juga bergabung dalam Paguyuban untuk saling berbagi informasi, saling mendukung dan mendorong kemajuan bisnis, serta aktif melaksanakan berbagai kegiatan sosial atas inisiatif paguyuban.

Terakhir adalah aspek kepercayaan diri, di mana 92 persen anggotanya merasakan peningkatan kepercayaan diri dan mampu membuat perubahan, baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sehari-hari, meningkatkan kesejahteraan keluarga, hingga memberi manfaat bagi komunitas di sekitarnya.

Menurut Romulus, dampak pembinaan SRCIS terhadap toko kelontong telah menyentuh bagian yang paling penting yakni individu pemilik toko dan keluarganya.

"Kami yakin dan bersyukur, bahwa komitmen pembinaan dan pendampingan selama 16 tahun kepada UMKM Toko Kelontong telah memberi dampak positif yang telah dirasakan secara nyata baik oleh anggota dan keluarganya, UMKM secara umum, masyarakat, dan untuk perekonomian Indonesia," ujarnya.

Pembinaan SRCIS terhadap toko kelontong telah mendorong peningkatan daya saing yang ditandai dengan peningkatan omzet sebesar 42 persen setelah bergabung. Tidak hanya itu, inovasi dan kreativitas juga tercipta di mana toko kelontong berhasil mengembangkan usahanya. Sebanyak 77 persen toko berhasil memperluas jenis usahanya, yang bervariasi mulai dari penjualan produk digital, jasa pembayaran, agen, dan aplikasi.

Pemilik Toko SRC Wakiran, Partiningsih, mengatakan telah merasakan dampak bergabung selama hampir 16 tahun. Ningsih, sapaannya, menyampaikan terima kasih atas pendampingan dan perubahan positif yang dibawa SRCIS bagi dirinya dan toko miliknya.

"Pembinaan dilakukan dengan pendekatan yang sangat humanis dan seperti sahabat sehingga tumbuh keinginan belajar dan bertumbuh dalam diri saya untuk makin maju," tutup Ningsih.

Baca Juga: