VALENCIA - Media lokal pada Minggu (3/11) melaporkan bahwa Raja Felipe VI dan Ratu Letizia dari Kerajaan Spanyol mengunjungi wilayah Valencia yang terkena bencana banjir bandang di mana bencana alam tersebut telah menewaskan lebih dari 200 orang.
"Keluarga kerajaan yang didampingi Perdana Menteri Pedro Sanchez mengunjungi Paiporta, salah satu kota yang paling parah terdampak banjir bandang," lapor media di Negeri Matador itu.
Harapan untuk menemukan korban selamat surut lima hari setelah banjir air berlumpur menghancurkan kota-kota dan infrastruktur dalam bencana terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade.
Hampir semua kematian terjadi di wilayah Valencia, tempat ribuan petugas keamanan dan darurat dengan panik dikerahkan untuk membersihkan puing-puing dan lumpur dalam pencarian mayat.
"Ini merupakan bencana alam terburuk dalam sejarah terkini negara kita," ucap PM Sanchez. "(Bencana) ini adalah banjir paling mematikan kedua di Eropa sepanjang abad ini," imbuh dia.
Kunjungan keluarga kerajaan itu terjadi saat badan meteorologi Spanyol mengeluarkan peringatan baru akan turunnya hujan lebat di wilayah Valencia. Lembaga itu pun mengumumkan peringatan akan terjadinya hujan deras yang dapat menyebabkan banjir di provinsi selatan Almeria, dan menghimbau penduduk untuk tidak bepergian kecuali benar-benar diperlukan.
Terkubur Lumpur
Memulihkan ketertiban dan mendistribusikan bantuan ke kota-kota dan desa-desa yang hancur dimana beberapa di antaranya telah terputus aksesnya terhadap makanan, air dan listrik sejak banjir pada Selasa (29/10) lalu, kini merupakan prioritas pemerintah Spanyol.
"Kami telah mengerahkan tambahan 10.000 tentara, polisi, dan penjaga sipil ke wilayah Valencia, dan langkah ini merupakan pengerahan personel militer dan pasukan keamanan terbesar di masa damai," kata PM Sanchez.
Pada Sabtu (2/11) malam, petugas keamanan dilaporkan telah melakukan sekitar 20 penangkapan atas pencurian dan penjarahan, kata polisi, dan pihak berwenang berjanji untuk menindak mereka yang memanfaatkan bencana untuk melakukan kejahatan.
"Saya menyadari tanggapan yang diberikan belumlah memadai, masih terdapat berbagai masalah dan kekurangan yang parah akibat kota-kota terkubur lumpur, orang-orang putus asa mencari sanak saudara mereka. Kita harus segera memperbaikinya," kata PM Sanchez.
Karena jaringan telepon dan transportasi rusak parah, sulit untuk menetapkan jumlah pasti orang hilang. PM Sanchez mengatakan jaringan listrik telah dipulihkan di 94 persen rumah yang terkena dampak pemadaman listrik dan sekitar setengah dari saluran telepon yang putus telah diperbaiki.
Menteri Transportasi Spanyol, Oscar Puente, mengatakan kepada harian El Pais bahwa tempat-tempat tertentu mungkin tetap tidak dapat diakses melalui darat selama beberapa pekan. AFP/I-1