Judul : Sosrokartono

Penulis : Aguk Irawan MN

Penerbit : Mizan Publishing

Cetakan : Pertama, September 2018

Tebal : 369 halaman

ISBN : 9786027926424

Lahir di pedalaman Jepara, dari seorang Ibu biasa, namun dalam diri Sosrokartono mengalir darah ningrat dari Bapaknya. Hanya selisih dua tahun dari adiknya, Raden Ajeng Kartini. Benang kehidupannya seakan melipir sunyi. Ketika sejarah mencatat dengan tinta emas Kartini, Kartono memilih jalannya sendiri sebagai poliglot, penguasa 26 bahasa asing dan 10 bahasa Nusantara.

Tidak banyak yang tahu tentang biografi Sosrokartono (Kartono), kakak kandung sekaligus inspirator Kartini dan guru spiritual Presiden Sukarno ini. Kebesaran nama Kartini sebagai Pahlawan Nasional membuat masyarakan lupa akan peran pria jenius ini.

Buku ini coba mengembalikan memori pembaca bahwa dulu ada sosok yang turut berjasa pada negeri dengan menjadi inspirator para pendiri-pendiri republik. Sosrokartono merupakan pelajar pertama Hindia yang menuntut ilmu ke Belanda dan wartawan Perang Dunia I sarat misteri, hingga pulang ke Tanah Air demi mengabdikan diri (hlm 65). Karena kecerdasan dan kejeniusannya, tidak sedikit para tokoh muda pergerakan dan anak-anak emas zamannya, seperti Bung Karno, menjadikannya guru politik.

Tidak mengherankan, bila Sosrokartono menjadi guru spiritual para pendiri negara karena dia memiliki ajaran-ajaran sangat filosofis. Contoh ungkapan Kartono yang terkenal, "Sugih tanpa bandha. Digdaya tanpa aji. Nglurug tanpa bala. Menang tanpa ngasorake." Kalimat ini berarti kaya tanpa harta. Sakti tanpa jimat. Menyerbu tanpa pasukan. Menang tanpa merendahkan yang dikalahkan. Ungkapan ini mencerminkan pemikiran Kartono penuh nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas tinggi (hlm 147).

Filosofi lainnya yang istilah "mandor klungsu" yang sering digunakan untuk menyebut diri sendiri. Klungsu artinya biji asam. Bentuknya kecil, tapi keras (kuat). Ketika ditanam dan dirawat sebaik-baiknya, akan menjelma sebuah pohon yang besar-kekar, berdaun rimbun, dan berbuah lebat. Nilai filosofisnya, dari pohon sampai bijinya, semua dapat dimanfaatkan. Selain itu, mempunyai sifat kokoh dan tegar. Sejatinya, manusia harus memiliki sifat seperti pohoh tersebut.

Kartono banyak menjalani tirakat, berpuasa, dan tidur berhari-hari. Dengan kemampuan spiritualnya, Kartono membuka rumah pengobatan di Bandung. Pengobatannya hanya menggunakan media air putih dan rajah bertuliskan alif. Tidak jarang, penyakit yang tidak dapat disembuhkan dokter, sembuh di tangan Kartono (hlm 204).

Hal ini tidak jauh beda dengan penjelasan Pramoedya Ananta Toer dalam karya berjudul Panggil Aku Kartini Saja. Pram menggambarkan kelebihan Kartono sebagai spritualis sejati. Bahkan, Pram mengutip kesaksian seorang dokter yang menyaksikan Kartono menyembuhkan wanita melahirkan yang menurut para dokter tak tertolong lagi. Wanita itu sembuh setelah minum air putih yang diberikan Kartono.

Buku ini menjelaskan secara lengkap riwayat hidup dan pemikiran-pemikiran Sosrokartono. Ini mulai dari pemikiran budaya sampai filsafatnya diuraikan dengan sangat komprehensif.

Diresensi Nadiya Madaniya, Pustakawan Malik Ibrahim Malang

Baca Juga: