Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menyiapkan dana sebesar 20 miliar rupiah untuk pembiayaan pengembangan pondok wisata atau homestay pada 2021.

"Paling tidak tahun ini kami sediakan sekitar 20 miliar rupiah (untuk pengembangan homestay)," kata Direktur Keuangan dan Operasional PT SMF (Persero) Trisnadi Yulrisman dalam seminar bertajuk "Mendorong Potensi Wisata Melalui Pembiayaan Homestay" yang digelar secara hybrid dari Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/3).

Trisnadi menjelaskan meski telah menyiapkan dana besar untuk mendukung percepatan pemulihan sektor pariwisata, total pembiayaan untuk pengembangan homestay yang telah terealisasi sejak 2019 baru mencapai 5 miliar rupiah.

"Plafon yang sudah kami tandatangani dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) itu sudah 8 miliar rupiah, tapi karena kondisi pandemi, baru terealisasi sekitar 5 miliar rupiah. Artinya masih ada 3 miliar rupiah yang masih bisa ditarik oleh para penerima homestay," katanya.

Trisnadi berharap sisa dana yang ada bisa segera ditarik dan dimanfaatkan untuk pembiayaan homestay. Terlebih, meski menyalurkan pendanaan, perusahaan akan tetap menerima pengembalian dana sehingga pembiayaan bisa disebar ke tempat lain.

"Masih tersedia dana yang cukup dari SMF yang kita sisihkan untuk betul-betul untuk pembiayaan homestay," katanya.

Program pembiayaan homestay yang dilakukan SMF telah dimulai sejak 2019 dan telah disalurkan ke empat destinasi wisata, utamanya di sejumlah desa wisata. Ke empat destinasi itu yaitu di kawasan Borobudur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Program tersebut memberikan pembiayaan pengembangan homestay dengan plafon maksimal 150 juta rupiah, tenor kredit maksimal 10 tahun, dan suku bunga 3 persen per tahun. Sementara itu, pencairan dana akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan progres pembangunan homestay.

"Jadi bisa 50 persen di awal. Kalau progres sudah 70 persen, kita kasih sisanya. Tahapannya tidak njelimet," katanya.

Baca Juga: