Perusahaan milik negara Slovenia, Holding Slovenske Elektrarne (HSE) menargetkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mencapai 800 MW lebih pada akhir dekade ini. Saat ini, kapasitas keseluruhan PLTS yang dimiliki HSE baru mencapai 10 MW.

Selain itu, perusahaan listrik ini juga mengembangkan dokumentasi untuk fotovoltaik terapung. HSE mengatakan bahwa hal ini merupakan pendorong transisi hijau Slovenia menuju masyarakat bebas karbon sebagai produsen listrik terbesar dari sumber-sumber terbarukan di negara ini.

Kelompok yang dikendalikan oleh pemerintah ini lebih jauh menunjuk tenaga surya sebagai prioritas dalam strateginya.

"Kami ingin membangun 800 MW pembangkit listrik tenaga fotovoltaik baru pada tahun 2030, dan kami juga melanjutkan persiapan dokumentasi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung," kata Managing Director Tomaž Štokelj, dikutip dari Balkan Green Energy News, Senin (5/6.

Sebagian besar unit fotovoltaik dibangun dengan hanya menggunakan keahlian internal. Hanya ada delapan pembangkit listrik tenaga surya dalam portofolionya, seperti Dravograd, OCV2, Zlatoli?je, Gimnazija Velenje, Formin, Hubelj, Prapretno dan Brežice.

HSE mencatat bahwa mereka memiliki 49 persen saham di perusahaan yang terakhir. Fasilitas-fasilitas tersebut, dengan kapasitas gabungan hampir 10 MW, menghasilkan 5,7 GWh tahun lalu.

Jumlah ini setara dengan 529 ribu liter bahan bakar diesel, demikian perusahaan tersebut menambahkan dalam sebuah pernyataan. Perusahaan listrik ini menyoroti tenaga surya sebagai prioritas dalam strateginya

HSE mengungkapkan, jumlah energi tersebut dapat memberi daya pada mobil listrik sejauh 25,7 juta kilometer atau memenuhi kebutuhan 1.350 rumah tangga di Slovenia. Perusahaan ini mengaitkan pembangunan sebagian besar pembangkit listrik tenaga surya sepenuhnya dengan keahlian internal. HSE juga merupakan operator satu-satunya pembangkit listrik tenaga batu bara yang tersisa di negara ini.

Menteri Lingkungan Hidup, Iklim dan Energi Bojan Kumer dan delegasi termasuk perwakilan dari HSE mengakhiri kunjungannya ke Portugal, di mana mereka mengeksplorasi aplikasi teknologi energi terbarukan termasuk hidrogen hijau dan fotovoltaik terapung.

Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional, Slovenia memiliki total kapasitas energi terbarukan sebesar 1,88 GW pada akhir tahun lalu, di mana tenaga surya menyumbang 632 MW.

Sebagai informasi, pembangkit listrik tenaga surya adalah sistem yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Proses ini melibatkan penggunaan panel surya, yang terdiri dari sel-sel fotovoltaik (PV) yang menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi arus listrik searah (DC). Kemudian, arus listrik tersebut diubah menjadi arus listrik bolak-balik (AC) menggunakan inverter, sehingga dapat digunakan untuk keperluan listrik di rumah, bangunan, atau grid listrik.

Pembangkit listrik tenaga surya memiliki beberapa keuntungan. Pertama, energi matahari adalah sumber energi yang terbarukan dan bersih, sehingga tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi udara selama operasinya. Kedua, panel surya memiliki masa pakai yang panjang dan membutuhkan sedikit pemeliharaan. Ketiga, sistem ini dapat dipasang di berbagai lokasi, seperti atap bangunan atau lahan terbuka, sehingga memungkinkan pemanfaatan ruang yang ada.

Secara keseluruhan, pembangkit listrik tenaga surya adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang semakin populer dan diadopsi di seluruh dunia, karena potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungannya pada sumber daya fosil yang terbatas.

Baca Juga: