Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 31 Pangkalpinang, Sahara, berharap ada penambahan guru untuk semakin mengoptimalkan pembelajaran. Kebutuhan guru di SLB tidak hanya untuk guru kelas, tetapi juga guru mata pelajaran (mapel).

PANGKALPINANG - Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 31 Pangkalpinang, Sahara, berharap ada penambahan guru untuk semakin mengoptimalkan pembelajaran. Kebutuhan guru di SLB tidak hanya untuk guru kelas, tetapi juga guru mata pelajaran (mapel).

"Kita satu atap, SD itu linear ada guru kelas. SMP dan SMA juga ada guru kelas, tapi ada guru mapelnya. Di situ kita terkendala," ujar Sahara saat acara Press Tour Merdeka Belajar, di Pangkalpinang, pekan lalu.

Dia mengatakan, saat ini ada 38 orang guru dan 16 orang tenaga kependidikan. Adapun jumlah siswa sebanyak 250 orang mencakup tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autis. "Ideal 1 guru untuk SLB itu 1 guru 10 siswa. Tapi itu tergantung ketunaanya. Harusnya guru di sini 60-an orang," jelasnya.

Sahara mengatakan, formasi calon Aparatur Sipil Negara (ASN) di luar lulusan program studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) sangat sulit. Menurutnya, kalau formasi tersedia pun sering tidak ada yang melamar.

Dia menambahkan, di SLBN 31 Pangkalpinang sendiri tengah mengalami pengurangan guru sebab ada guru yang pensiun. Di sisi lain, mendatangkan guru honorer juga sulit sebab butuh biaya. "Kalau honor, habis kita tidak bisa untuk perubahan dan peningkatan pembelaharan," terangnya.

Sahara menambahkan, kondisi berbeda justru terjadi di kota besar seperti Jakarta. Menurutnya, rasio guru di SLB di Jakarta, terutama swasta yang berkualitas sudah tercapai. "Kita tidak ingin dikhususkan, tapi memang ada beberapa kebijakan yang harus dikhususkan seperti penerimaan guru misalnya," tandasnya.

Wakil Kepala SLBN 31 Pangkalpinang, Petra, menyebut, pihaknya juga membutuhkan tambahan guru keterampilan. Hal tersebut untuk memenuhi berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan keterampilan pilihan bagi siswa seperti otomotif, kriya kayu, tata boga, tata busana, tata rias, dan dan teknologi informasi komunikasi (TIK).

"Tidak semua guru PLB bisa menguasai mapel tertrntu. Ada penanganan program khusus seperti braile, komunikasi, gerak. Itu kemampuan khusus yang tidak dimiliki kapasitas guru lain," katanya.

Sebagai informasi, meski mengalami berbagai keterbatasan, siswa SLBN 31 Pangkalpinang tetap mlu meraih prestasi, bahkan sampai tingkat internasional. Sedikitnya ada 5 orang siswa berpestasi yaitu Jona Handika Putra P. (Juara lomba cipta dan baca puisi FLS2N tingkat nasional 2021), Pigoyan Pratama (Juara 1 AKAPDBK Tkji Tingkat nasional 2021), Alfian, (Juara 1 renang tingkat nasional 2022, dan peserta SOWSG di Berlin, Jerman, pada Juni 2023), Jeki Wahyudi (Juara 1 lari 100 meter Pesonas Semarang 2022), dan Alfarisi (Juara 2 LKSN Kriya Kayu tahun 2021).

Baca Juga: