Masker medis ini masa filtrasinya hanya bisa bertahan sekitar empat jam karena sesudah itu cukup lembap.

JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta tenaga pendidik di lingkungan sekolah terus mengingatkan para siswa untuk memakai masker saat menjalani pembelajaran tatap muka (PTM).

Pemakaian masker yang baik dan benar merupakan salah satu upaya mengurangi risiko terpapar Covid- 19 di tengah pandemi.

"Gunakan masker secara tepat, harus sampai menutupi dagu, kita rekomendasikan adalah masker medis yang menutup hidung dan mulut," kata Ketua Satgas Covid-19 IDAI, Yogi Prawira, di Jakarta, Jumat (19/8), dalam media briefing Evaluasi PTM secara daring.

Yogi mengingatkan durasi pemakaian masker medis paling lama empat jam.

Oleh karena itu, wajib membawa masker cadangan agar manfaat dari masker tidak berkurang sebagai perlindungan dari penularan virus.

"Masker medis ini masa filtrasinya hanya bisa bertahan sekitar empat jam, karena sesudah itu cukup lembap, sehingga kemampuan filtrasinya menjadi kurang," paparnya.

Dia menambahkan jika dalam PTM terpaksa membuka masker, yakni saat makan, disarankan untuk tidak makan di ruang tertutup.

Selain masker, penyelenggara pendidikan diminta untuk memperhatikan ventilasi agar murid mendapatkan udara yang bersih.

"Disarankan untuk membuka jendela selebar-lebarnya, mungkin juga bisa menggunakan HEPA filter atau pasang exhaust.

Pastikan udara dari ruangan itu bisa tersedot keluar dan ada aliran udara segar dari luar masuk ke dalam," tuturnya.

Hidup Sehat

Yogi mengingatkan agar pihak sekolah untuk mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mengingat PHBS dapat mencegah banyak penyakit infeksi.

"Kita tahu Indonesia ini adalah supermarket penyakit infeksi, sehingga kata kuncinya adalah PHBS," tuturnya.

Dalam kesempatan sama, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, mendorong dinas pendidikan di daerah bersinergi dengan dinas kesehatan setempat untuk memastikan siswa patuh memakai masker hingga pulang sekolah.

"Selama di lingkungan sekolah siswa memang patuh memakai masker, begitu keluar gerbang sekolah banyak yang kurang patuh.

Yang penting bagi kami adalah bagaimana PTM tetap berlangsung, tapi aman," tuturnya.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan hingga pukul 12.00 WIB, penerima dosis ketiga (penguat) dari vaksin Covid-19 meningkat 117.645 sehingga telah mencapai 59.046.702 orang.

Berdasarkan data Satgas yang diterima Antara, di Jakarta, pada Jumat (19/8), peningkatan juga terjadi pada dosis kedua (lengkap).

Tercatat, penerima dosis kedua naik 31.653 orang.

Kini, totalnya menjadi 170.589.897.

Kemudian, penerima dosis pertama naik 44.739 orang.

Jumlah keseluruhan penerima dosis pertama saat ini sudah ada 203.082.619.

Hal terbaru yang dilaporkan Satgas adalah penerima dosis keempat vaksin Covid-19 sudah mencapai 272.716 orang atau bertambah 1.337 dari hari sebelumnya.

Dengan catatan, pemberian dosis itu baru difokuskan kepada tenaga kesehatan saja.

Satgas juga menyampaikan kini total penduduk yang dijadikan sebagai sasaran vaksinasi Covid-19 ada 234.666.020 jiwa.

Diharapkan target akan tercapai sehingga anti bodi masyarakat tetap terjaga secara keberlanjutan.

Koordinator Tim Pakar Satgas Penganan Covid-19, Wiku Adisasmito, meminta kepada pemerintah daerah untuk mendorong capaian vaksin booster atau penguat, terutama yang masih mengalami peningkatan kenaikan kasus tinggi.

"Tidak lelah saya minta kepada pemerintah daerah yang masih belum memenuhi target 30 persen untuk vaksin booster, khususnya daerah yang masih mengalami peningkatan kasus tinggi," kata Wiku.

Sebab, efektivitas vaksin akan menurun setelah enam bulan bagi orang dewasa normal dan tiga bulan untuk lansia.

Oleh karena itu, peran pemimpin daerah seperti gubernur, wali kota, dan bupati sampai ke tingkat akar rumput di RT/RW sangat penting untuk mengajak masyarakat melakukan vaksinasi Covid-19 termasuk dosis penguat yang kini digencarkan pemerintah pusat.

Baca Juga: