JAKARTA - Polri lewat Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) meminta jajaran Polda di seluruh Indonesia agar mengecek sistem keamanan gudang penyimpanan bahan peledak berjenis amonium nitrat.

Arahan tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kabaintelkam bernomor STR/1459/VIII/LOG.7.6.1./2020 yang ditujukan kepada para Kapolda serta Direktur Intelijen dan Keamanan (Dir Intelkam) Polda.

Dalam surat telegram 6 Agustus 2020 yang ditandatangani Kepala Baintelkam Komjen Pol Rycko Amelza Daniel tersebut sebagai respons atas peristiwa ledakan yang diakibatkan oleh amonium nitrat yang terjadi di Beirut, Lebanon.

"Surat telegram ini bersifat petunjuk dan arahan untuk dilaksanakan dan laporkan hasil perkembangannya," ujar Komjen Rycko.

Menurut data sebagaimana telegram tersebut, ada lima produsen bahan peledak yang memproduksi jenis amonium nitrat dan amonium nitrat fuel oil (ANFO).

Bahan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.

Terdapat 36 gudang bahan peledak milik importir dan 825 gudang bahan peledak milik pengguna akhir untuk kegiatan tambang, migas, dan non tambang.

Sebab itu, lanjut Rycko, Polri ingin adanya langkah-langkah pencegahan dengan melaksanakan pengecekan sistem pengamanan fasilitas, prosedur keselamatan pertama, sistem pengamanan proses, rencana tanggap darurat, serta pengamanan fisik satuan pengamanan (satpam) dan Polri. fdl/N-3

Baca Juga: