JAKARTA - Pemerintah mendorong produsen pangan menerapkan sistem Kedelai Methuk Jagung. Dalam pola ini, kedelai ditanam ketika jagung berumur 80-90 hari. Ketika jagung panen, kedelai sudah berumur sekitar satu bulan dan menunggu sekitar 45 hari berikutnya untuk dipanen.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan saat ini banyak petani kedelai melakukan alih komoditas ke jagung.

"Kita tahu banyak petani kedelai beralih komoditas ke jagung, maka konsep untuk petani yang sekarang sudah menanam jagung, diselipkan kedelai. Kita bisa belajar dari contoh di Kendal dan Grobogan (Jawa Tengah)," sebut Suwandi di Jakarta, Selasa (15/3).

Dia mengatakan upaya pemerintah menargetkan 1 juta ton kedelai di tahun ini untuk pemenuhan kebutuhan industri tahu tempe pun harus dilakukan melalui berbagai terobosan termasuk melalui sistem kedelai methuk jagung ini.

Adapun istilah Methuk ini berasal dari kata pethuk dalam bahasa Jawa yang bermakna bertemu, dalam bentuk aktif methuk bermakna menjemput. Menurut Suwandi, dengan pola sistem methuk maka kebutuhan air masih terbantu dari hujan, dan sistem ini sudah berjalan sampai sekarang.

Di Grobogan ada pelaksanaan sistem methuk yang disebut Methuk Jempolan (Methuk Jemput Pola Tanam). Contoh pola pertanamannya, jika panen jagung pada 20 Januari, maka sebelumnya, pada tanggal 25 Desember, petani menanam kedelai dan diperkirakan panen kedelai pada 20 Maret. Sebelum panen kedelai, disisipkan tanam jagung 10 hari sebelumnya, yaitu pada 10 Maret.

"Jadi sistemnya susul menyusul. Dengan pola ini petani akan sangat sibuk di sawah. Selain di sawah, dapat dilakukan juga tanam kedelai di lahan perkebunan, di sela-sela sawit," pungkas Suwandi.

Baca Juga: