Pemerintah memprioritaskan vaksinasi untuk para guru guna menjamin berjalannya kegiatan belajar-mengajar selama pandemi.
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi terhadap tenaga pendidik atau guru selesai pada Juni 2021. Jika target tersebut tercapai, kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka dapat dimulai kembali pada bulan Juli atau awal semester kedua tahun ajaran 2020/2021.
"Targetnya pada bulan Juni nanti, lima juta guru dan tenaga pendidik dan kependidikan semuanya insya Allah sudah bisa kita selesaikan, sehingga di bulan Juli saat mulai ajaran baru, semuanya bisa berjalan normal kembali," kata Jokowi ketika meninjau vaksinasi Covid-19 terhadap guru di SMAN 70 Jakarta Selatan, Rabu (24/2).
Pada Rabu, sebanyak 600 orang dari profesi guru, tenaga kependidikan, dan dosen menjalani vaksinasi Covid-19 di SMA Negeri 70, Bulungan, Jakarta Selatan.
Jokowi mengatakan vaksinasi terhadap para guru di DKI Jakarta akan diikuti dengan penyuntikan vaksin pada guru-guru di provinsi lain.
Ia menyebut pemerintah memprioritaskan vaksinasi untuk para guru untuk menjamin berjalannya kegiatan belajar-mengajar selama pandemi.
"Tenaga pendidik dan kependidikan, guru, ini kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua, pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan," ujarnya.
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari 2021. Pada tahap pertama, vaksinasi diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan. Saat ini, vaksinasi sudah menginjak tahap kedua yang menyasar pada petugas pelayan publik dan lansia. Ditargetkan vaksinasi dapat menjangkau 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta jiwa.
Hal yang sama juga diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Nadiem mengatakan jika vaksinasi dapat diselesaikan maka belajar tatap muka di sekolah bisa dimulai pada Juli 2021.
"Mungkin tidak 100 persen (belajar tatap muka di sekolah), tapi paling tidak bisa saja dua kali seminggu atau tiga kali, atau dalam sistem rotasi karena protokol kesehatan tetap dijaga," kata Nadiem.
Nadiem mengatakan vaksinasi Covid-19 ini diprioritaskan untuk tenaga pendidik mulai dari Sekolah Dasar (SD), PAUD, Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan perguruan tinggi.
Menurut Nadiem, hal tersebut dilakukan disebabkan semakin muda jenjang pendidikan maka proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) semakin sulit dilakukan.
"Dan mereka yang paling membutuhkan interaksi fisik dan tatap muka. Tapi sekali lagi, walaupun tatap muka pun, itu harus menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Kemenkes dan Kemendikbud," ujarnya.
Lebih lanjut, Nadiem mengatakan sasaran vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik ini mencapai 5,5 juta orang, termasuk tenaga pendidik di bawah naungan Kementerian Agama dan swasta.
"Itu angkanya sekitar segitu. Kami akan upayakan sebaik mungkin untuk memastikan semua itu terjadi akhir Juni," pungkasnya.
AS Tertinggi
Sementara itu, Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Indonesia masuk daftar 10 besar negara dengan jumlah kasus mingguan virus korona baru tertinggi di dunia, mencatat 60.650 infeksi sepanjang pekan ketiga Februari.
Indonesia berada di posisi sembilan dan di posisi sepuluh adalah Iran. Posisi 1 diduduki AS dengan 480.467 kasus baru. Kemudian, Brasil dengan 316.221 kasus baru, Prancis dengan 131.179 kasus baru, dan Russia dengan 92.843 kasus baru.
Setelah itu, diikuti India dengan 86.711 kasus baru, Italia dengan 84.977 kasus baru, Inggris dengan 78.569 kasus baru, dan Republik Ceska dengan 65.150 kasus baru.