Kesepakatan eksklusif antara penyanyi Taylor Swift dengan Singapura menimbulkan sekelumit pertikaian diplomatik karena negara-negara lain di Asia tenggara yang tidak senang bahwa negara kota itu membuat kesepakatan yang mengecualikan negara-negara tersebut

SINGAPURA - Konser bintang pop Taylor Swift di Singapura menimbulkan sekelumit pertikaian diplomatik karena negara-negara lain di Asia tenggara yang tidak senang bahwa negara kota itu membuat kesepakatan yang mengecualikan negara-negara tersebut.

Penyanyi Amerika Serikat ini mengunjungi lima benua untuk tampil di lebih dari 150 pertunjukan, dengan enam di antaranya di Singapura yang akan berakhir pada Sabtu (9/3).

"Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, mengklaim Singapura menawarkan jutaan dollar kepada Swift untuk menjadi satu-satunya tempat pemberhentian tur di Asia tenggara. Di Filipina, seorang anggota parlemen mengatakan ini bukanlah hal yang dilakukan oleh negara tetangga yang baik," lapor kantor berita NHK, Kamis (7/3).

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, pada Selasa (5/3) mengakui adanya kesepakatan eksklusif dengan mengatakan bahwa ternyata hal itu merupakan kesepakatan yang sangat sukses dan ia tidak melihatnya sebagai tindakan yang tidak bersahabat.

Ia juga mengatakan bahwa terkadang suatu negara mampu membuat kesepakatan, dan terkadang negara lain yang mampu mencapai kesepakatan.

PM Lee mengatakan "insentif tertentu" untuk Swift dibayar dengan dana untuk menghidupkan kembali pariwisata di Singapura setelah pandemi virus korona. NHK/I-1

Baca Juga: