Harus ada perubahan dari theory building ke problem solving. Jadi, tidak hanya fokus pada penyampaian teori, tetapi juga praktik. Mahasiswa diajarkan cara menyelesaikan suatu problem.

SOLO - Sinergi antara perguruan tinggi (PT) dan dunia industri akan mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul. Pernyataan ini dikemukakan akademikus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Dr Prabang Setyono, di Solo, Rabu (6/4).

Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS tersebut mengatakan, revolusi industri 4.0 berdampak pada perubahan di segala aspek kehidupan. "Salah satunya terjadi pergeseran dalam desain pengembangan SDM," katanya.

Kondisi tersebut, menurut dia, menuntut lembaga pendidikan mampu menciptakan SDM yang unggul, berkualitas, dan berdaya bersaing. "Oleh karena itu, perlu sinergi kebijakan antara perguruan tinggi dan dunia industri serta dunia kerja. Dengan demikian, dapat tercipta ekosistem yang gesit," katanya.

Terkait kondisi tersebut, kata dia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sudah mendorong tranformasi di bidang pendidikan. Ia mengatakan, melalui mata kuliah kewirausahaan, mahasiswa bisa mendapat pengalaman belajar di luar kampus.

"Program kewirausahaan harus benar-benar didorong karena memiliki peran penting untuk mengisi gap antara universitas dan dunia industri," kata Prabang. Selain itu, katanya, proses pembelajaran tidak lagi mengacu pada satu subjek pengetahuan, tidak lagi dikotak-kotakkan, bersifat fleksibel, dan mampu menjangkau seluruh subjek pengetahuan.

Ada juga perubahan dari theory building ke problem solving. Jadi, tidak hanya fokus pada penyampaian teori, tetapi juga praktik. Mahasiswa diajarkan cara menyelesaikan suatu problem serta melihat permasalahan sosial lalu dicarikan solusinya. Ia mengatakan, yang tidak kalah penting adalah peralihan dari analog ke digital.

Hal itu perlu dilakukan karena makin banyaknya orang menyelesaikan berbagai macam urusan dengan memanfaatkan teknologi digital. Mereka tak lagi melakukannya secara manual. Dalam hal ini lebih menekankan pada digital dan native skill. Ini berarti terdapat penambahan elemen baru, yaitu peran masyarakat dan interaksi dengan lingkungan alam dalam menciptakan pembangunan ekonomi serta pembentukan inovasi baru.

Menurut Prabang, inovasi tersebut berasal dari interaksi kolaborasi antaruniversitas dengan industri, pemerintah, masyarakat, dan lingkungan alami.

Baca Juga: