Direktur Perfilman Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Ahmad Mahendra, memastikan pihaknya mendorong sineas muda menembus festival film internasional. Salah satunya melalui Kompetisi Produksi Film Pendek Layar Indonesiana 2023.

JAKARTA - Direktur Perfilman Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Ahmad Mahendra, memastikan pihaknya mendorong sineas muda menembus festival film internasional. Salah satunya melalui Kompetisi Produksi Film Pendek Layar Indonesiana 2023.

"Program Layar Indonesiana ini merupakan wadah persemaian bakat-bakat baru perfilman yang menopang regenerasi sineas nasional. Juga merupakan wujud dukungan nyata dari pemerintah untuk melahirkan karya film yang semakin diakui dunia," ujar Ahmad, dalam keterangannya terkait Layar Indonesiana 2023, di Jakarta, Kamis (2/3).

Dia menerangkan, setiap tahunnya kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 300 proposal film. Hanya 10 proposal film terbaik yang berhak mendapatkan fasilitas dana produksi, mentoring dari filmmaker nasional maupun internasional.

Dia menambahkan, Layar Indonesiana 2023 melibatkan mentor dan narasumber sineas dari dalam dan luar negeri, antara lain Short Course dari New York Film Academy dan Programmer dari Busan International Film Festival, Park Sung Ho. Hasil produksi film Layar Indonesiana ini nantinya juga akan diputar perdana dalam ajang Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2023 yang akan datang.

"Ini merupakan wujud penguatan program Layar Indonesiana, yaitu mendorong distribusi film pendek ke berbagai festival film nasional maupun internasional," tandasnya.

Keberagaman Pesan

Kurator Layar Indonesiana, Ifa Isfansyah, memastikan, sineas dari seluruh daerah Indonesia berkesempatan mengikuti Layar Indonesia. Dia menyebut, setiap film dalam Layar Indonesiana memiliki keberagaman pesan mulai dari personal pembuatnya sampai kritik sosial politik.

"Ruang kreatifnya besar. Isu, pernyataan, dan bentuk yang dipilih kalau ada di zaman dulu susah dilarang. Selain mencari bakat agar tidak habis, kita perhatikan film punya statement dan kedekatan personal pembuatnya," katanya.

Dia mengatakan, pendanaan Layar Indonesiana tidak hanya produksi film saja. Program ini juga menyediakan dana bagi sineas beserta karyanya masuk jaringan film internasional. "Kita memastikan ada dana tidak hanya produksi, tapi submit ke jaringan film internasional," jelasnya.

Pegiat Festival Film, Rina Damayanti, menyebut, dalam setiap tahapan Layar Indonesiana harus mampu memberikan dampak kepada peserta. Tahun 2023 ini, selain 25 proposal terpilih mengikuti Short Course bersama New York Film Academy, 10 proposal yang akan diberikan fasilitasi dan diberikan pendampingan oleh mentor terbaik.

"Industri perfilman merupakan subsektor industri kreatif yang terus tumbuh dan semakin kuat bersama dengan antusias penikmat maupun pelaku perfilman Indonesia," terangnya.

Baca Juga: