Saat ini, kita telah terbiasa memanfaatkan aplikasi pesan untuk berkomunikasi setiap harinya. Dari masalah pekerjaan hingga keperluan pribadi kerap kita utarakan melalui pesan teks.

Namun, walau pesan singkat memberi kita banyak kemudahan, Terapis berlisensi Sarah Swenson menuturkan sebagian besar kesalahpahaman "berasal dari salah tafsir teks". Atas dasar itu tak semua hal sebaiknya dibicarakan melalui aplikasi pesan.

Berbicara kepada sejumlah konselor profesional, Best Life merangkumsedikitnya empat hal yang sebaiknya tidak diutarakan melalui pesan singkat, antar alin:

1. Mengucapkan "Aku mencintaimu" untuk Pertama Kalinya

Terapis berlisensi sekaligus pendiri TheBaseEQ, Chris Rabanera, menganjurkan untuk tidak mengakui perasaan terutama mengungkapkan perasaan cinta untuk pertama kalinya melalui pesan teks.

Rabanera mengatakan percakapan momen besar seperti itu hanya boleh dilakukan secara langsung.

"Anda ingin melihat reaksi mereka. Anda ingin berada di sana secara langsung bersama mereka. Anda ingin pengalaman penuh," ujarnya.

2. Memutuskan Hubungan

Walau banyak orang yang kembali memilih komunikasi digital untuk putus cinta sebagai upaya menghindari konflik atau menunjukkan emosinya sendiri, mengakhiri hubungan melalui pesan teks dapat berdampak negatif, baik bagi penerima maupun pengirim pesan.

Terapis berlisensi lainnya yang bekerja dengan Mynd Psychiatry, Haley Riddle, mengatakan memutuskan hubungan dengan seseorang melalui pesan teks tidak boleh dianggap sebagai pilihan karena lebih menyakitkan dan jelas tidak sopan.

"Ketika seseorang memutuskan untuk mengakhiri hubungan melalui teks, mereka tidak mendapatkan penyelesaian penuh karena membiarkan banyak kesalahan interpretasi."

3. Kata "Terserah"

Kata "Terserah" cenderung memiliki arti negatif dengan tujuan untuk mengakhiri pesan secepat mungkin. Heidi McBain, seorang terapis online, mengatakan kemarahan adalah emosi sekunder yang tidak boleh dibagikan kepada orang lain melalui teks karena itu tidak benar-benar membahas masalah dan hanya membuatmu kesal.

"Ketika reaktivitas emosional tinggi, kita dapat mengirim pesan hal-hal yang tidak kita maksudkan tanpa waktu dan ruang untuk memfilter dan memprosesnya terlebih dahulu," jelas McBain.

4. Emosi Negatif

Michael Morris, mantan terapis yang bekerja dalam konseling keluarga, menilai setiap ekspresi kekecewaan, kemarahan, kebencian, atau ketakutan, hampir selalu lebih baik didiskusikan melalui komunikasi langsung. Ia menilai, berkomunikasi secara tatap muka dapat membatasi seseorang untuk berkata kasar atau menyakiti orang lain.

"Sering kali kita lupa bahwa ada seseorang di ujung lain [teks], yang terluka, terkejut, atau marah dengan kata-kata kita, dan melihat orang membuat kita lebih sopan. Orang biasanya jauh lebih hormat dan berhati-hati saat berbicara langsung percakapan, dan itu adalah 'pagar' yang mencegah kita mengatakan hal-hal yang tidak perlu menyakitkan atau kasar," jelasnya.

Senada, Heather Wilson, direktur eksekutif di Epiphany Wellness, menyarankan untuk sama sekali tidak berbagi perasaan atau pendapat yang kuat melalui teks demi menghindari miskomunikasi.

"Jika Anda berencana membagikan sesuatu yang dapat ditafsirkan sebagai negatif atau ofensif, sebaiknya lakukan secara langsung. Dengan cara ini, Anda dapat mengukur reaksi orang lain dan menjelaskan perasaan Anda dengan lebih jelas," rincinya.

Baca Juga: