Penyanyi balada Ebiet G Ade sukses mengobati kerinduan penggemarnya lewat konser bertajuk "Pagelaran Musik Puisi Ebiet G Ade", di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (6/9) malam.

Mengusung konsep musikalisasi puisi, penampilan Ebiet kali ini dibantu oleh beberapa musisi pendukung, di antaranya pemain biola Henri Lamiri.

Ebiet tampak lebih dekat dengan penonton dan berkesan lebih komunikatif. Sekitar 800 penonton yang hadir malam itu seakan terbawa dengan suguhan lagu-lagu kenangan yang disajikan Ebiet selama kurang lebih 90 menit,

di antaranya Elegi Esok Pagi,Camelia I, Camelia II, Menjaring Matahari, Mimpi di Parangtritis. Ebiet pun secara khusus menyanyikan beberapa lagu yang belum sempat dirilisnya secara luas, namun ia bawakan khusus di konser itu.


Pantauan Koran Jakarta di lokasi, para penonton tampak antusias menyaksikan tembang-tembang kenangan yang dibawakan Ebiet. Konser dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, namun sejak sebelum magrib penonton sudah ramai membanjiri sekitar lokasi. Janji Ebiet untuk tampil maksimal sebelumnya memang terpenuhi.

Dengan gaya khasnya menenteng gitar akustik, Ebiet bak menyihir penonton selama pertunjukan berlangsung. Hampir semua penonton malam itu sing a long mengikuti beberapa lagu Ebiet.


"Saya hanya ingin memberikan yang terbaik. Kemampuan saya adalah mempresentasikan kehidupan riil dari apa yang saya rasakan sepanjang waktu, dari seluruh perjalanan kreativitas saya," ucap Ebiet sebelum konser berlangsung.


Meski konser dikemas dengan konsep sederhana, namun Ebiet punya ruang cukup untuk mengeksplorasi keinginannya menghidupkan panggung.


"Ini adalah satu obsesi saya, bahwa pada saat tertentu saya bisa bernyanyi dan dihadiri orang-orang yang menyukai karya saya. Dan saya tidak merasa terganggu dengan durasi panjang, karena saya sebelum ini sudah menghafal mati-matian," ucap Ebiet, yang disambut tawa penonton.


Kendati Ebiet kini sudah menginjak usia 63 tahun, namun kemampuan suaranya masih sangat prima.


"Lagu-lagu Ebiet memang tak pernah tergerus zaman. Lagunya bisa dinikmati siapapun, dan sampai kapanpun," ujar Ayub (50), salah seorang penonton asal Jakarta yang hadir di konser tersebut.

Konser Pagelaran Musik Puisi Ebiet G Ade yang dipromotori oleh Evita B Supriyanto dari Indonesia Music Network (IMN) malam itu tampaknya cukup sukses dan layak diacungi jempol.


"Awalnya saya hanya ingin menjadi seorang penyair. Tapi akhirnya saya menjadi penyanyi. Dan saya saat ini sangat menikmati hidup saya sebagai penyanyi," cerita Ebiet kepada penonton saat mengisi jeda waktu. Sejak lagu pertama hingga lagu terakhir yang dinyanyikannya, Ebiet sukses menyihir ratusan penonton selama pertunjukan.


Tidak hanya membuat penonton larut dengan sekitar 17 lagu yang dibawakannya, namun sesekali Ebiet juga berseloroh dengan penonton.

"Sebelumnya saya mohon maaf karena saya hanya duduk saja. Karena di umur segini saya ada batuk yang mungkin mengganggu, atau ada fals. Tapi kalau fals wajar, karena dari dulu saya bilang kalau saya bukan penyanyi tapi penyair, jadi wajar kalau fals," candanya kepada penonton.


Pada kesempatan itu, Ebiet juga sedikit bercerita kepada penonton mengenai inspirasinya ketika mencipta beberapa lagu. Pagelaran Musik Puisi Ebiet G Ade kali ini mengambil tema "Renungan Cinta untuk Damai".

Menurut Ebiet, semua orang pasti memiliki kepedulian untuk mengisi kehidupannya dengan cinta yang berujung pada kedamaian hati.


Agaknya, tema itu memang sesuai dengan passion Ebiet dalam berkarier di musik, di mana karya-karyanya mampu membuat syair cinta maupun alam melebur menjadi satu dalam alunan nada yang indah. yzd/R-1

Baca Juga: