Meskipun sebagai lembaga independen, Badan Pusat Statistik memiliki keterkaitan yang erat dengan pemerintah dalam penyajian data riil yang memiliki relevansi dengan kebijakan. Untuk tahun depan, BPS memiliki program survei biaya hidup dan kemudian sensus pertanian.

Margo Yuwono telah menjabat sebagai Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) sejak Jumat (25/6) lalu. Dia dilantik Menteri Perencanaan Pembangunan sekaligus Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa untuk menggantikan Suhariyanto yang memasuki masa purnatugas.

Penunjukan Margo tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 79/TPA/2021 tentang Pemberhentian dari Jabatan Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dan Pengangkatan Jabatan Tinggi Utama di Lingkungan BPS.

Pria kelahiran Blitar, 5 Juni 1964, ini sebenarnya bukanlah orang baru di lembaga statistik tersebut. Sebab, ia merupakan pejabat karier di BPS. Sebelum menjadi orang nomor satu di BPS, Margo menjabat sebagai Sekretaris Utama.

Lantas, apa saja yang akan menjadi program kerja dan tantangan yang dihadapi di masa pandemi ini? Berikut kutipan wawancara Koran Jakarta dengan Kepala BPS periode 2021, Margo Yuwono, dalam beberapa kesempatan.

Sebagai Kepala BPS baru, apa tantangan yang Bapak rasakan saat ini?

Sebenarnya kalau dibilang tantangan juga bukan. Kami ini kan bekerja sesuai data di lapangan. Tetapi, tentu kalau kami merilis data bisa saja tidak mengenakkan bagi sebagian kalangan, tetapi itulah kerja kami. Harus tetap profesional.

Apa tidak ada intervensi?

Tentu tidak ada, karena BPS ini kan lembaga independen. Tetapi, kenapa kami terkait dengan pemerintah, supaya data kami ini ada relevansinya dengan kebijakan.

Apa pernah data BPS berbeda dengan proyeksi pemerintah?

Pernah, tahun 2020, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam APBN 5,3 persen, tetapi dari rilis BPS justru -2,07 persen. Begitu juga tingkat inflasi, asumsi APBN 2020 3,1 persen dalam rilis BPS 1,68 persen, tingkat pengangguran asumsinya 4,8-5,0 persen di rilis BPS 7,07 persen, lalu tingkat kemiskinan berdasarkan asumsi APBN 8,5-9,0 persen, tetapi di rilis BPS 9,78 persen.Demikian pun untuk gini ratio dan IPM, asumsi pemerintah pada tahun ini berbeda dengan rilis BPS.

Pemerintah boleh saja membuat asumsi, tetapi kami kan (BPS) memotret kondisi riil di lapangan. Kami kan tidak boleh membuat proyeksi.

Kalau BPS ini independen, lalu metodeloginya mengacu dari mana?

Metodelogi BPS mengacu dari panduan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Komisi Statistik dan Lembaga Internasional.

Apa kegiatan besar BPS tahun depan?

Tahun 2022, kegiatan terbesar kami ialah melalukan survei biaya hidup. Itu untuk mendapatkan pola hidup masyarakat sebagai bahan penyusunan diagram timbang dan paket komoditas yang baru dalam penghitungan indeks harga konsumen (IHK). Tahun 2023, kami lakukan sensus pertanian.

Terakhir itu tahun 2013 lalu.

Setiap kapan sensus dilakukan?

BPS punya tiga sensus, pertama sensus penduduk. Itu sekali dalam 10 tahun dan pada tahun berakhiran nol (0). Tahun 2020 merupakan sensus penduduk ketujuh. Ada 54 negara yang melakukan sensus secara serentak di tahun lalu.

Kedua, sensus pertanian dilakukan setiap tahun berakhiran tiga. Tahun 2023 akan digelar sensus pertanian. Lalu ketiga, sensus ekonomi yang digelar di tahun berakhiran enam.

Apa tujuannya sensus?

Tentu penting, yakni menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan Indonesia. Kemudian juga menyediakan parameter demografi dan proyeksi serta karakteristik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk dan indikator SDGs

Bagaimana perkembangan ekspor kita?

Baik, data di kami baru untuk Oktober. Nilai ekspor Indonesia Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dollar AS atau naik 6,89 persen dibanding ekspor September 2021. Dibanding Oktober 2020 nilai ekspor naik sebesar 53,35 persen.

Ekspor nonmigas Oktober 2021 mencapai 21,00 miliar dollar AS, naik 6,75 persen dibanding September 2021, dan naik 52,75 persen dibanding ekspor nonmigas Oktober 2020.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2021 mencapai 186,32 miliar dollar AS atau naik 41,80 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai 176,47 miliar dollar AS atau naik 41,26 persen.

Tujuan ekspor kita kemana saja?

Ekspor nonmigas Oktober 2021 terbesar adalah ke Tiongkok disusul Amerika Serikat dan Jepang dengan kontribusi ketiganya mencapai 46,10 persen. Khusus untuk ekspor ke Asean dan Uni Eropa (27 negara) masing- masing nilainya sebesar 3,55 miliar dollar AS dan 1,54 miliar dollar AS.

Kalau perkembangan impor?

Nilai impor Indonesia, Oktober 2021 mencapai 16,29 miliar dollar AS, naik 0,36 persen dibandingkan September 2021 atau naik 51,06 persen dibandingkan Oktober 2020.

Negara pemasok barang impor dari mana saja?

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Oktober 2021 adalah Tiongkok (32,06 persen), Jepang 8,65 persen), dan Thailand (5,36 persen). Impor nonmigas dari Asean (17,39 persen) dan Uni Eropa (6,37 persen).

Kalau neraca dagang kita?

Neraca perdagangan Indonesia Oktober 2021 mengalami surplus 5,73 miliar dollar AS terutama berasal dari sektor nonmigas 6,60 miliar dollar AS, sedangkan di sektor migas terjadi defisit 0,87 miliar dollar AS.

Kalau upah buruh?

Upah nominal harian buruh tani nasional pada Oktober 2021 naik sebesar 0,08 persen dibanding upah buruh tani September 2021, yaitu dari 56.962 rupiah menjadi 57.009 rupiah per hari. Sementara itu, upah riil buruh tani mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.

Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Oktober 2021 naik 0,07 persen dibanding September 2021, yaitu dari 91.226 rupiah menjadi 91.290 rupiah per hari. Sementara upah riil mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.

Bagaimana dengan indeks pembangunan manusia kita?

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2021 mencapai 72,29, meningkat 0,35 poin (0,49 persen) dibandingkan capaian tahun sebelumnya (71,94). Selama 2010-2021, IPM Indonesia rata-rata meningkat sebesar 0,76 persen. Peningkatan IPM 2021 terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.

Bagaimana perkembangan inflasi November 2021?

November 2021 terjadi inflasi sebesar 0,37 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,05, sementara Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November) 2021 sebesar 1,30 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 1,75 persen.

Kalau Indeks Harga Perdagangan Besarnya?

November 2021, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nasional naik sebesar 0,32 persen terhadap IHPB Oktober 2021. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 1,09 persen.

Komoditas apa saja yang mengalami kenaikan?

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November 2021, antara lain telur ayam ras, kelapa sawit, cabai merah, batu bara, minyak goreng, semen, dan pupuk urea. Petani masih menjadi perhatian serius banyak kalangan.

Bagaimana NTPnya November?

NTP nasional November 2021 sebesar 107,18 atau naik 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,84 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,35 persen. Secara nasional, NTP Januari-November 2021 sebesar 104,30 dengan nilai It sebesar 112,46 sedangkan Ib sebesar 107,83.

Kalau harga gabah dan beras?

Selama November 2021, rata-rata harga GKP di tingkat petani 4.650 rupiah per kilogram (kg) atau naik 0,91 persen dan di tingkat penggilingan 4.753 rupiah per kg atau naik 0,59 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani 5.060 rupiah per kg atau naik 0,89 persen dan di tingkat penggilingan 5.172 rupiah per kg atau naik 0,94 persen. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani 4.406 rupiah per kg atau naik 2,23 persen dan di tingkat penggilingan 4.491 rupiah per kg atau naik 1,51 persen.

Pada November 2021, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar 9.539 rupiah per kg, naik sebesar 0,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar 9.072 rupiah per kg atau naik sebesar 0,68 persen, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar 8.711 rupiah per kg atau naik sebesar 0,93 persen.

Bagaimana dengan pariwisata?

Ini untuk Oktober 2021 yah, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada bulan Oktober 2021 mencapai 151,03 ribu kunjungan atau turun 0,83 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada bulan Oktober 2020. Namun, jika dibandingkan dengan bulan September 2021, jumlah kunjungan wisman bulan Oktober 2021 mengalami kenaikan sebesar 21,73 persen.

Dari Januari hingga Oktober 2021, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 1,33 juta kunjungan atau turun 64,37 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2020.

Kalau tamu hotel apakah sudah mengalami peningkatan?

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada bulan Oktober 2021 mencapai 45,62 persen atau naik sebesar 8,14 poin dibandingkan dengan TPK bulan Oktober 2020. TPK bulan Oktober 2021 juga mengalami peningkatan cukup tinggi sebesar 8,98 poin dibandingkan dengan TPK bulan September 2021.

Kalau perkembangan transportasi nasional? Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada Oktober 2021 naik 48,45 persen dibanding September 2021. Jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) juga naik 8,96 persen.

Begitu juga penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan naik 7,81 persen dibanding September 2021. Begitu juga dengan jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada Oktober 2021 naik 38,51 persen dibanding September 2021.

Bagaimana dengan tingkat aktivitas masyarakat selama November?

Mobilitas di rumah menurun dibandingkan Oktober. Sebaliknya, di beberapa tempat, aktivitas penduduk mengalami perbaikan seperti di tempat perdagangan ritel dan rekreasi, tempat belanja kebutuhan sehari-hari, di taman, di tempat transit begitu juga di tempat kerja aktivitas di tempat ini mulai ramai dibandingkan Oktober.

Baca Juga: