JAKARTA - Memilih furnitur yang sesuai dengan karakter, cita rasa, dan juga representasi gaya hidup memang tidak mudah. Apalagi di ketika berada di tengah keberagaman produk dengan pilihan yang tidak terbatas.

"Namun saat ini dengan semakin mudah mengakses informasi dan referensi visual, masyarakat dengan mudah mengasah selera dan kepekaan dalam memilih produk mana yang akan sesuai dengan jiwa dan karakter ruang," kata Direktur Kreatif Sawdust Eko Priharseno dalamgrand openingruang pamer (showroom) Sawdust di Kemang, Jakarta Kamis (20/7).

Sebagai jenama baru Sawdust kata Eko hadir untuk menjawab fenomena tersebut. Ruang pamernyamengusung koleksi furnitur dan produk dari desainer internasional yang menyentuh cita rasa dari gaya hidup urban kontemporer melalui kurasi desain yang berdedikasi tinggi dengan harga sepadan dengan 'good value' yang dimiliki setiap produknya.

Para pendiri Sawdust tidak hanya ingin membangun sebuahfurniture housesemata, tetapi lebih jauh ingin memberi pengalaman dan impresi kuat akan sebuah gaya hidup yang terkurasi dengan baik.Mereka memiliki pengamatan yang sama tentang keterbatasan akses pasar terhadap produk furnitur yang memiliki kualitas pengerjaan yang bagus (well-crafted) di Indonesia.

Para pendirinya Deo Mario, Logan Komorowski, Jose Dima Satria dan Eko Priharseno ingin menjadikan Sawdust sebagai perwujudan dari kurasi yang akan terus bertumbuh. Semangat ini diharapkan akan semakin memanjakan para pecinta desain dan gaya hidup untuk menikmati desain lebih dari sekedar visual semata.

Deo Mario memiliki gelar master dengan studi filosofi desain dari Bauhaus-Jerman dan memiliki latar belakang pendidikan serta praktek arsitektur sebelumnya. Sementara itu, Eko Priharseno dikenal sebagai desainer interior dan juga desainer yang bergelut di dunia furnitur selama lebih dari 20 tahun. Deo dan Eko seringkali bertemu dalam berbagai proyek interior yang memberi kesempatan bagi mereka berkolaborasi.

Sawdust kemudian mulai mengkristal ketika Deo dan Eko bertemu dengan Logan Komorowski, seorang desainer kelahiran Auckland. Ia berkecimpung dalam bisnis dan industri furnitur selama lebih dari satu dekade. Dalam perjalanan mewujudkan Sawdust, Jose Dima Satria kemudian bergabung dan menguatkan sinergi yang ada melalui sudut pandang pengamat seni dan desain.

Eko mengatakan, ketika produk yang terjangkau selalu memiliki gap yang besar dengan produk premium dan eksklusif, furnitur dengan bahan berkualitas dan pengerjaancraftsmanshipyang baik tidak mudah didapatkan. Hanya sebagian kecil pasar Indonesia berhasil mengakses produk-produk dengan kualitas bahan dan craftmanship tinggi tersebut.

"Kita merasa perlu memberi penghargaan kepada para craftman danmakeryang telah berdedikasi mengasah kemampuan demi menghasilkan produk dengan bahan dan detail pengerjaan yang berkualitas tinggi," jelas Eko.

Sawdust hadir dengan melakukan kurasi terhadap beberapa brand furnitur ternama secara global dan produk-produknya yang merupakan hasil rancangan desainer internasional. Gaya hidup urban-kontemporer dirasa menjadi representasi dari cita rasa danpassionterhadap produk dengancraftmanshipyang tinggi.

Para pendiri Sawdust merasa kurasi menjadi pendekatan yang tepat untuk bisa lebih menyentuh hati konsumen. Untuk koleksi pertama ini Sawdust mengusung beberapa jenama yang telah dikenal secara global dan juga telah mendistribusikan produknya lebih ke 70 negara di dunia. Jenama dimaksud adalah Natadora, Sketch, Root & Branch, United Strangers, Sebastian Curi, dan Luc Am Pierre.

Eko menerangkan, nama Sawdust berasal dari katasawartinya gergaji dan dust atau debu. Nama ini diharapkan menjadi simbol pemersatu dari para pendirinya dalampassionyang sama akancraftmanshipdan desain produk yang berkualitas.

"Nama tersebut juga merefleksikan usaha untuk menghadirkan produk dengan bahan berkualitas, desain yang memukau, dan yang lebih penting adalah bagaimana setiapbrandyang dikurasi memiliki apresiasi mendalam pada seni, kerajinan, dan juga para pengrajin,craftman, dan maker. Semua menjadi satu dalam Sawdust akan memberi pengalaman menikmaticurated lifestyleyang paripurna," lanjut Eko.

Baca Juga: