SAMARKAND - Saluran pipa Rusia ke Tiongkok akan menggantikan saluran gas Nord Stream 2 ke Eropa yang ditinggalkan di tengah konflik Ukraina, kata Menteri Energi Rusia Alexander Novak, Kamis (15/9).

Dilansir CNA, Jumat (16/9), Menteri Novak saat ditanyakan dalam wawancara dengan televisi Rossiya-1, apakah Rusia akan menggantikan NS2 Eropa dengan Force Siberia 2 Asia, ia menjawab, " Ya".

Sebelumnya, menteri Novak di sela-sela pertemuan di Uzbekistan mengatakan, Rusia dan Tiongkok akan segera menandatangani kesepakatan pengiriman 50 miliar kubik meter gas per tahun melalui saluran pipa Force 2 di Siberia.

Volume ini akan mewakili kapasitas maksimum Nord Stream 1, dengan jumlah total 55 miliar kubik meter, yang telah ditutup sejak 2 September lallu.

Pasokan gas Rusia ketiga ke Uni Eropa telah melewati saluran pipa strategis yang menghubungkan Rusia dengan Jerman.

Force Siberia 2 akan memasok energi ke Tiongkok sebagian melalui Mongolia.

Proses konstruksi akan dimulai pada 2024.

Dengan demikian, saluran ini akan menggantikan proyek NS 2 yang lama didukung oleh Jerman namun dilihat Washington samar-samar, dan telah dihapus oleh Barat sejak serangan Rusia ke Ukraina mulai akhir Februari lalu.

Ekspor gas Rusia ke UE mengalami penurunan sekitar 50 miliar kubik meter pada 2022, kata Novak.

Di saat yang sama, Novak mengatakan, Gazprom, operator saluran pipa Force Siberia 1 yang menghubungkan ladang Chaindina ke Tiongkok timur laut sejak akhir 2019, akan meningkatkan pengirimannya hingga mencapai 20 miliar kubik meter gas setiap tahun.

Keterhubungan ladang Kovytka di dekat danai Baikal ke saluran pipa pada awal 2023 akan membantu meraih peningkatan.

Hingga 2025, ketika mencapai kapasitas maksimumnya, saluran pipa ini akan memproduksi 61 miliar kubik meter gas per tahun, lebih banyak dari NS 1, 38 miliar kubik meter yang akan mengalir ke Tiongkok di bawah kontrak 2014 yang ditandatangani Gazprom dan mitra Tiongkoknya CNPC.

Kedua belah pihak juga menandatangani kesepakatan untuk membangun rute transit baru dari Vladivostok di Rusia timur jauh ke Tiongkok bagian utara, membawa masuk tambahan 10 miliar kubik meter gas, kata menteri energi Rusia, Kamis.

Baca Juga: