WAJIMA - Pemerintah Jepang pada Selasa (2/1) menyebutkan, jumlah korban tewas akibat gempa bumi kuat pada hari pertama tahun 2023 di negara itu, mencapai 48 orang namun jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring tim penyelamat menyisir reruntuhan.

"Kerusakan yang sangat parah telah dipastikan, termasuk banyak korban jiwa, bangunan runtuh dan kebakaran," kata Perdana Menteri Fumio Kishida setelah pertemuan tanggap bencana.

Tim penyelamat Jepang berjuang berjam-jam usai gempa susulan yang kuat untuk menemukan korban selamat.

Dikutip dari Radio France Internationale, gempa berkekuatan 7,5 skala Richter yang mengguncang Prefektur Ishikawa di pulau utama Honshu, telah memicu gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter, merobohkan rumah-rumah, menyebabkan kebakaran besar dan menghancurkan jalan-jalan.

Sementara itu di Semenanjung Noto, kerusakan yang terjadi antara lain bangunan rusak akibat kebakaran, rumah rata dengan tanah, kapal nelayan tenggelam atau terdampar, dan jalan raya tertimpa tanah longsor.

"Saya heran rumah ini rusak parah tapi semua anggota keluarga saya berhasil keluar tanpa cedera," kata Akiko, seorang warga sambil berdiri di luar rumah orangtuanya yang miring di Wajima yang dilanda bencana paling parah.

"Awal tahun 2024 akan terpatri dalam ingatan saya selamanya," katanya setelah apa yang disebutnya gempa "panjang dan dahsyat" pada Senin.

"Gempanya sungguh dahsyat," kata Tsugumasa Mihara, 73 tahun, saat dia mengantre bersama ratusan orang lainnya untuk mendapatkan air di kota Shika yang dilanda gempa di dekatnya.

"Kita harus berpacu dengan waktu untuk mencari dan menyelamatkan korban bencana."

Tayangan berita dari udara menunjukkan besarnya kebakaran yang melanda kawasan pasar lama Wajima, dan sebuah bangunan komersial tujuh lantai juga runtuh. Kerusakan akibat gempa mengganggu upaya penyelamatan untuk memadamkan api.

Hampir 33.000 rumah tangga tidak mendapat aliran listrik di wilayah tersebut, yang menyebabkan suhu mencapai titik beku dalam semalam. Banyak kota yang tidak mempunyai air bersih.

Survei Geologi Amerika Serikat menyebutkan, gempa tersebut berkekuatan 7,5 skala Richter. Badan meteorologi Jepang mengukur gempa tersebut sebesar 7,6 skala Richter, dan mengatakan gempa tersebut adalah salah satu dari lebih dari 150 gempa yang mengguncang wilayah tersebut hingga Selasa pagi.

Beberapa guncangan kuat dirasakan pada Selasa pagi, termasuk guncangan berkekuatan 5,6 skala Richter yang mendorong lembaga penyiaran nasional, Nippon H?s? Ky?kai (NHK) beralih ke program khusus.

"Tolong tarik napas dalam-dalam," kata pembawa acara sambil mengingatkan pemirsa untuk memeriksa api di dapur mereka.

Pada hari Senin, gelombang setinggi setidaknya 1,2 meter (empat kaki) melanda Wajima dan serangkaian tsunami kecil dilaporkan di tempat lain.

Peringatan akan gelombang yang jauh lebih besar terbukti tidak berdasar dan pada hari Selasa, Jepang mencabut semua peringatan tsunami.

Gambar di media sosial menunjukkan mobil, rumah, dan jembatan di Ishikawa bergetar hebat sementara orang-orang yang ketakutan meringkuk di toko-toko dan stasiun kereta.

Rumah-rumah runtuh dan retakan besar muncul di jalan-jalan sementara yang lain terkena tanah longsor. Peramal cuaca memperingatkan hujan dapat semakin menggemburkan tanah di lereng bukit.

Sementara itu, tayangan televisi menunjukkan, sebuah tim pemadam kebakaran merangkak di bawah bangunan komersial yang runtuh di Wajima untuk mencari korban selamat.

"Bertahanlah! Bertahanlah," teriak mereka sambil berjuang melewati tumpukan balok kayu dengan gergaji listrik.

Kebakaran di Wajima melalap sebanyak 200 bangunan, kata laporan, dan orang-orang dievakuasi dalam kegelapan, beberapa dengan selimut dan yang lain membawa bayi.

NHK melaporkan 25 rumah runtuh di kota tersebut, termasuk 14 rumah yang mungkin berisi orang-orang yang terjebak di dalamnya.

Seorang petugas jaga di Departemen Pemadam Kebakaran Wajima mengatakan, pihak berwenang pada hari Selasa kewalahan dengan panggilan penyelamatan dan laporan kerusakan.

Gubernur Ishikawa, Hiroshi Hase, menulis di media sosial bahwa jalan-jalan di banyak wilayah rusak akibat tanah longsor atau retak, sementara di pelabuhan Suzu beberapa kapal terbalik.

"Sebanyak 62.000 orang telah diperintahkan untuk mengungsi," kata badan penanggulangan kebakaran dan bencana setempat. "Sekitar 1.000 orang tinggal di pangkalan militer," kata kementerian pertahanan.

Gempa yang terjadi pada hari Senin mengguncang gedung-gedung apartemen di ibu kota Tokyo sekitar 300 kilometer (186 mil) jauhnya, sehingga acara penyambutan publik Tahun Baru oleh Kaisar Naruhito dibatalkan.

Semalam, sekitar 1.400 orang terjebak di kereta peluru yang ditangguhkan, termasuk Duta Besar Georgia, Teimuraz Lezhava yang memuji "kebaikan staf stasiun dan penumpang di sekitar kita" di media sosial.

"Sekitar 1.000 orang lainnya terjebak di kereta ekspres lokal selama hampir 24 jam setelah dihentikan pada hari Senin," kata NHK.

Sekitar 500 orang juga terdampar di bandara Noto yang rusak, akses jalan tersumbat dan landasan pacu retak.

Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan.

Menurut laporan pemerintah Jepang tahun lalu, jumlah gempa bumi di wilayah Semenanjung Noto terus meningkat sejak tahun 2018

Negara ini dihantui oleh gempa bawah laut berkekuatan 9,0 skala Richter di timur laut Jepang pada tahun 2011 yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.

Bencana ini juga membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk di dunia.

Tiongkok pada hari Selasa bergabung dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain dalam menyampaikan belasungkawa.

Baca Juga: