JENEWA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Selasa (30/8), mengatakan setengah dari fasilitas kesehatan dunia kekurangan layanan kebersihan dasar sehingga membuat hampir empat miliar orang pada risiko infeksi yang lebih besar.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan anak-anak Unicef, fasilitas ini tidak memiliki air dan sabun atau pembersih tangan berbasis alkohol di mana pasien menerima perawatan di toilet mereka.

Badan-badan PBB dalam laporan program Pemantauan Bersama, mereka menyebutkan sekitar 3,85 miliar orang menggunakan fasilitas itu, yang menempatkan mereka pada risiko terinfeksi yang lebih besar, termasuk 688 juta orang yang menerima perawatan di fasilitas tanpa layanan kebersihan sama sekali.

"Fasilitas dan praktik kebersihan dalam pengaturan perawatan kesehatan tidak dapat dinegosiasikan," kata Maria Neira dari WHO.

"Peningkatan ini sangat penting untuk pemulihan, pencegahan, dan kesiapsiagaan pandemi. Kebersihan di fasilitas kesehatan tidak dapat dijamin tanpa meningkatkan investasi dalam langkah-langkah dasar, meliputi air bersih, toilet bersih, dan limbah perawatan kesehatan yang dikelola dengan aman," jelas Maria.

Laporan itu juga mengatakan berdasarkan data dari 40 negara, keadaan kebersihan di fasilitas kesehatan mengkhawatirkan. Dikatakan hanya 68 persen fasilitas kesehatan memiliki fasilitas kebersihan di tempat perawatan, dan 65 persen memiliki fasilitas cuci tangan dengan air dan sabun di toilet. Namun, hanya 51 persen yang memiliki keduanya, dan karena itu memenuhi kriteria untuk layanan kebersihan dasar.

Dapat Dicegah

Selanjutnya, 9 persen fasilitas kesehatan secara global tidak memiliki keduanya. "Jika penyedia layanan kesehatan tidak memiliki akses ke layanan kebersihan, pasien tidak memiliki fasilitas kesehatan," kata Kelly Ann Naylor dari Unicef.

"Rumah sakit dan klinik tanpa air bersih dan layanan kebersihan dan sanitasi dasar berpotensi menjadi jebakan kematian bagi ibu hamil, bayi baru lahir, dan anak-anak," ungkapnya.

"Setiap tahun, sekitar 670 ribu bayi baru lahir meninggal karena sepsis. Ini adalah parodi, terlebih lagi karena kematian mereka dapat dicegah," katanya.

Laporan itu menyebutkan fasilitas di sub-Sahara Afrika tertinggal, hanya 37 persen yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air di toilet.

Sedangkan di negara-negara kurang berkembang, hanya 53 persen fasilitas yang memiliki akses ke sumber air yang dilindungi di lokasi.

Secara global, sekitar tiga persen fasilitas kesehatan di daerah perkotaan dan 11 persen di daerah perdesaan tidak memiliki layanan air.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa banyak fasilitas tidak memiliki pembersihan lingkungan dasar dan pemisahan dan pembuangan limbah kesehatan yang aman.

Baca Juga: