JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin membahas situasi pasar minyak global dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) dalam percakapan telepon, Kamis (21/7). Kedua pemimpin memuji hubungan persahabatan bilateral tingkat tinggi antara kedua negara dan kerjasama mereka dalam kelompok OPEC+, kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, Kamis (21/7).

Dilansir RT, Kamis (21/7), Organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya seperti Rusia yang tergabung dalam OPEC+ secara konsisten memenuhi kewabjian-kewajiban mereka untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas di pasar energi global, kata kedua pemimpin.

Bulan lalu, kelompok ini menyepakati untuk meningkatkan produksi 648.000 barel per hari atau 0,7 persen dari permintaan global sepanjang Juli dan Agustus. Keputusan ini dikeluarkan ketika negara-negara Barat menekan OPEC untuk mengisi kekurangan energi global yang diperparah dengan sanksi terhadap Rusia. Namun tindakan itu gagal mendorong penurunan harga minyak saat itu.

Kamis, Putin dan Mohammed bin Salman juga membahas hubungan bilateral dan fokus pada "memperluas ikatan ekonomi dan perdagangan yang saling menguntungkan," kata Kremlin.

Mei lalu, Riyadh mengatakan aksi militer Rusia di Ukraina tidak akan mempengaruhi hubungan Arab Saudi dengan Rusia maupun Ukraina. Karena Kerajaan Saudi ingin tetap menjaga hubungan dagang yang ekstensif dengan kedua negara.

Kedua pemimpin ini bertukar pandangan mengenai situasi di Suriah, kata Kremlin. Kamis, setelah pertemuan tingkat tinggi di Teheran dimana Putin bertemu Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia ini mengatakan bahwa AS harus berhenti "merampok" Suriah. Ratusan tentara Amerika masih berada di Suriah. Mereka mengendalikan sumur-sumur minyak dan ladang gandum di sebelah timur laut negara itu.

Sambungan telepon Putin-MbS terjadi ketika Wall Street Journal melaporkan hubungan antara Washington dan Riyadh berada di titik rendah dalam sejarah. Menurut laporan media tersebut, dengan menyitir sumber dari kedua negara, permusuhan personal antara Joe Biden dan Mohammed bin Salman telah menjadi faktor penting dalam ketegangan hubungan tersebut

Baca Juga: