MU menjadi tim pertama dalam sejarah kompetisi antar klub tertinggi Eropa yang mampu bangkit dari kekalahan kandang 0-2 pada leg pertama.
PARIS - Ole Gunner Solskjaer memberi hormat kepada bintang Manchester United. Hal itu diungkap pelatih sementara klub berjuluk "Setan Merah" itu setelah tim asuhannya melaju ke perempat final Liga Champions dengan kemenangan bersejarah 3-1 atas Paris Saint Germain, Kamis (8/3) dini hari WIB.
MU menjadi tim pertama dalam sejarah kompetisi antar klub tertinggi Eropa yang mampu bangkit dari kekalahan kandang 0-2 pada leg pertama.
Romelu Lukaku mencetak dua gol pada masing-masing babak. Tuan rumah sempat menyamakan kedudukan melalui Juan Bernat sebelum Marcus Rashford mencetak gol melalui tendangan penalti kontroversial yang diberikan VAR untuk memastikan MU melaju dengan produktivitas gol tandang.
Itu adalah hasil yang luar biasa mengingat MU bermain tanpa Paul Pogba yang menjalani larangan bertanding. Sementara sembilan pemain pilihan pertama lain termasuk Anthony Martial, Jesse Lingard dan Ander Herrera dilanda cedera
Usai laga Solskjaer menegaskan dia tidak pernah meragukan para pemainnya bisa melakukan hal yang tidak terpikirkan dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Paris.
"Keyakinan kepada para pemain membuahkan hasil yang kami harapkan. Itu fantastis," ujar Solskjaer kepada BT Sport. "Kamu selalu tahu itu mungkin. Dengan klub ini, inilah yang kami lakukan. Ini Man Utd. Ini Liga Champions. Itulah yang seharusnya dilakukan MU," sambungnya.
Menghadapi fakta tim asuhannya mengalami defisit leg pertama yang menakutkan, Solskjaer mengakui MU sangat membutuhkan gol cepat. Dan itu bisa terwujud setelah Lukaku mencetak gol di menit kedua yang membuat MU mendapatkan momentum.
Usai MU membuka skor, Solskjaer merasa klub juara liga Prancis kembali dihantui oleh kegagalan mereka sebelumnya di Liga Champions. PSG berada dalam situasi sama, mereka membuang keunggulan 4-0 tapi disingkirkan Barcelona dua tahun lalu.
"Itu adalah awal yang baik. Kami mulai dengan rencana untuk mendapatkan gol pertama, tetapi kami tidak berharap itu akan terjadi begitu cepat," jelas Solskjaer.
"Kami ingin permainan terbuka dengan banyak gol dan itulah yang terjadi. Selalu ada keraguan mental karena mereka (PSG) memiliki pengalaman itu. Pemain kami masih muda dan segar, itu yang memberi kami lebih banyak energi ketika kami membutuhkan banyak gol," sambungnya.
Keberuntungan MU mereka dapatkan setelah VAR memutuskan bahwa bek PSG Presnel Kimpembe hand ball. Bola mengenai tangan Kimpembe di area penalti saat dia melompat. Rashford kemudian memanfaatkan kesempatan tersebut. Dia dengan tenang menjaringkan bola dari titik penalti.
Solskjaer mengklaim itu adalah keputusan yang tepat, meskipun dia mengungkap sempat gugup ketika Rashford melangkah untuk mengambil penalti pertamanya untuk MU.
"Wasit memiliki hak memutuskan. Jadi itu penalti yang jelas. Saya pernah berada di Liga Champions bersama Molde dan kami mendapat penalti pada menit terakhir, pemain saya melewatkannya dan kami tersingkir," ucapnya.
"Saya harus mencoba dan menenangkan semua orang. Tentu saja ada keraguan. Tapi Rashford, dia berusia 21 tahun dan tidak terlihat ada tekanan sama sekali pada dirinya," sambungnya.
Pelatih Tetap
Solskjaer memiliki dampak yang mengejutkan sejak menukangi MU untuk menggantikan Jose Mourinho yang dipecat pada bulan Desember. Dia belum kalah pada pertandingan domestik dan telah memenangkan setiap pertandingan tandang di semua kompetisi.
Setelah membuat MU melakukan salah satu kebangkitan terbesar di level Eropa, tidak mungkin untuk berpikir dia tidak akan mendapatkan pekerjaan secara permanen. Ketika ditanya tentang prospek itu, Solskjaer mengatakan: "Sampai musim panas nantu, mari kita lihat apa yang akan terjadi." ben/AFP/S-1