Sekte ini bernama Sekte Mormon. Sekte yang dianggap sesat ini telah menjadi satu agama yang sudah diakui keberadaannya di Amerika Serikat. Tentu, sekte ini memiliki banyak pengikut.

Sekte Mormon terkenal dengan nama Fundamentalist Church of Jesus Christ of Latter Day Saints (FLDS). Sekte ini dianggap sesat karena pemuka agamanya mengaku sebagai seorang nabi dan melakukan pernikahan sebanyak-banyaknya demi masuk surga.

Kisah nyata ini diceritakan secara rinci oleh para korban FLDS di film dokumenter Netflix yang tayang awal bulan ini. Filmnya berjudul "Keep Sweet: Pray and Obey", yang berisi 4 episode.

Tragedi tersebut menyoroti kehidupan Rulon Jeffs yang mengaku sebagai seorang nabi. Sebagai pemuka agama di Sekte Mormon, hidupnya tampak normal dengan memiliki 23 istri dan banyak anak.

Sayangnya, tragedi lebih parah terjadi ketika Rulon meninggal. Ajaran yang ia anut diwarisi oleh anaknya yang bernama Jeffs Warren.

Tentu, sebagai petinggi FLDS, Jeffs juga mendeklarasikan dirinya sebagai nabi baru. Dengan ajaran yang dianutnya, Jeffs menjalankan FLD dengan mengawini anak dibawah umur, melakukan pernikahan paksa hingga menikahi ibunya sendiri.

Dalam ajaran sesat ini, perempuan seakan tak punya kuasa untuk menolak. Dalam pengaruh manipulasi agama, mereka tunduk untuk dijadikan tempat berkembang biak sebanyak-banyaknya. Mereka juga tak boleh mengenyam pendidikan dan seluruh hal detail tentang mereka diatur oleh FLDS.

Perlu diketahui, selain ajaran memiliki istri banyak, ajaran ini juga meyakini jika memiliki anak yang banyak akan memudahkan seorang hamba untuk masuk ke dalam surga.

Tak hanya itu, mereka percaya bahwa nabi mereka (Rulon Jeffs dan Jeffs Warren) tidak bisa mati. Kalau pun meninggal dunia, maka mereka akan hidup kembali dengan sosok yang lebih muda.

Melalui film dokumenter ini, dapat dikatakan bahwa agama bisa menjadi senjata paling kuat untuk memengaruhi banyak orang. Perempuan-perempuan ini harus mau dipaksa melayani seseorang yang mengaku nabi dengan iming-iming surga.

Mereka yang menganut agama ini, dilarang untuk mengkritik Jeffs. Sikap kritis dianggap sebagai pertentangan, sementara bertanya perihal kebenaran dianggap murtad.

Hebatnya lagi, pemuka agama FLDS sangatlah fasih berdebat, mereka pandai memutarbalikkan fakta sehingga pihak berwenang merasa kesulitan ketika melakukan investigasi.

Film ini tentunya akan sangat menguras emosi dan mental penontonnya. Satu hal yang perlu diketahui, praktik seperti ini nyata adanya dan bisa jadi masih banyak nabi-nabi palsu seperti Jeffs Warren yang berkeliaran di luar sana.

Baca Juga: