Citumang berada di pelosok Pangandaran bisa menjadi pilihan menikmati keindahan alam. Dengan carabody rafting, petualangan menelusuri sungai berair yang jernih dan bertebing batu karang menjadi amat seru.

Destinasi wisata Pangandaran bukan hanya di sekitar pantai seperti Pasir Putih, Batu Hiu dan juga Batu Karas. Kabupaten di ujung timur Jawa Barat bagian selatan ini memiliki ternyata jugahidden gematau permata tersembunyi yang belum banyak didatangi wisatawan.

Salah satu yang menjadi rekomendasihidden gemdi Pangandaran adalah Citumang. Berlokasi di Desa Bojong, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, destinasi inimenawarkan aliran sungai hijau toska yang berkelok-kelok.

Di Sungai Citumang kita bisa melakukan aktivitasbody raftingsepanjang aliran air sungai yang bening dengan warna hijau toska serta vegetasi yang rapat di kanan kiri. Aliran airnya yang jernih melewati air terjun kecil, membelah gua-gua dengan stalaktit dan stalakmit yang meneteskan air.

Dari informasi masyarakat, nama Citumang berasal dari legenda mengenai seekor buaya buntung, yaitu yang bernama Si Tumang. Mereka sampai saat ini masih percaya akan keberadaan buaya buntung yang melegenda tersebut.

Sedangkan dari sisi etimologi, Citumang sendiri berasal daricaidalam bahasa Sunda yang artinya air, dannumpang. Jadicai numpangmemiliki artinya air sungai yang mengalir di bawah tanah. Seiring perjalanan waktu, katacai numpangberalih menjadi Citumang.

Sungai tersebut yang tidak terlalu lebar dan debit airnya yang sedang. Sungai yang ramah dari sisi keselamatan tersebut biasa digunakan wisatawan untuk melakukan aksi seru di akhir pekan.

Untuk sampai Citumang bisa ditempuh kurang lebih 15 kilometer dari bundaran Marlin di Pangandaran menuju Cibenda. Jalan yang mulus membuat perjalanan hanya perlu waktu 20 menit untuk sampai ke lokasi. Dari Cibenda dilanjutkan dengan ojek menuju ke titik lokasi dengan tarif 10.000 -20.000 rupiah dengan jarak 2 kilometer.

Setelah turun ojek, dilanjutkan dengan berjalan kaki. Hanya beberapa menit, Sungai Citumang yang dicari akan terlihat. Yang pertama akan terlihat adalah aliran sungai yang berasal dari lumbang gua. Dari dalam gua, air jatuh membentukcurugatau air terjun. Batuan di tepi sungainya tergambar berbagai ornamen menarik. Sebuah relief alam yang memanjakan mata.

Sungai Citumang mengalir dari hulu pegunungan. Alirannya mengalir berbelok-belok menuju ke hilir, dan berakhir di laut di sekitar di Pantai Karang Tirta. Di sepanjang sungai ini pepohonan masih rapat. Pemandangan ini menjadi nilai lebih bagi wisatawan yang melakukan beberapa aktivitas yang bisa dipilih.

Suasana alami dan hening dibarengi dengan suara alam seperti desau angin dan satwa luar yang berbaur dengan gemericik air adalah sebuah suasana langka bagi orang kota. Di sepanjang perjalanan menyusuri sungai ini perpaduan pepohonan tepi sungai dan persawahan bisa dijumpai.

Cara terbaik menyusuri Sungai Citumang adalah denganbody raftingatau olahraga air yang pada prinsipnya seperti arung jeram ataurafting. Namun alatnya berupa pelampung untuk bisa terapung dan helm keselamatan.

Secara internasional, istilah yang dipakai secara umum adalahcanyoningataucanyoneering, yang berasal dari kata Canyon yang artinya tebing sungai. Tebing sungai yang terbentuk akibat pengikisan oleh air sungai terus menerus menciptakan dinding tebing yang unik dan indah.

Body raftingdi Sungai Citumang saat ini menjadi yang terbaik di kawasan ini karena debit air sungai yang tidak terlalu besar, dan adanya beberapa jeram menjadikan aktivitas sini lebih asyik. Di tempat ini tersedia beberapa penyedia fasilitas tersebut disertai dengan pemandu untuk menjaga keselamatan.

Dari area parkir peserta akan diajak berjalan kaki melewati jalan setapak denganpaving blockyang tertata rapi. Sepanjang perjalanan menuju Sungai Citumang perjalanan sudah cukup menarik dengan adanya tebik-tebing kapur.

Area pertama berupa air sungai yang keluar dari dalam gua. Dari bibir gua yang terang, peserta diajak melompat ke air berwarna hijau toska yang tetap jernih meski diterjuni banyak orang. Setelah itu mengikuti arus sungai melewati jeram.

Lompat dari Ketinggian

Titik paling seru dan mendebarkan adalah ketika harus melompat ke air dari ketinggian 3 meter.Byur, peserta akan jatuh dan tenggelam untuk beberapa saat, sebelum muncul kembali serta terseret arus ke arah hilir.

Titik selanjutnya melompat dari ketinggian ke tengah sungai menggunakan tali yang diikat di pohon ala Tarzan. Dari sini melewati jeram lagi dan sampai pada lokasi yang menampilkan akar-akar pohon dan daunnya yang membentuk kanopi yang meneduhkan.

Keasyikan berlanjut dengan menaiki tangga yang terbuat dari tali. Dari ketinggian empat meter jatuh di airnya yang dalam. Kebetulan tempat ini memang dekat dengan bendungan sehingga airnya cukup dalam. Setelah bendungan,body raftingberlanjut dengan menyusuri Sungai Citumang yang lebih sempit dengan lebar sekitar 2-3 meter, sebelum berakhir di titik pemberhentian.

Salah satu yang menyediakan aktivitasbody raftingadalah Citumang Body Rafting. Lokasinya berada di Jalan Citumang di Dusun Sukamanah, Desa Bojong. Tarifnya cukup terjangkau yaitu19.000 rupiah untuk hari biasa dan 24.000 rupiah untuk akhir pekan.

Penyedia rafting ini buka setiap hari dari jam 07.00 - 16.30. Namun untuk aktifitasbody raftingdisarankan dilakukan lebih pagi antara jam 08.00 - jam 12.00 siang. Selain udara masih sejuk peserta bisa lebih lama di dalam air, jika terlalu sore, airnya sudah cukup dingin sehingga kurang baik bagi kesehatan.

Aktifitasbody raftingbisa dilakukan semua umur. Citumang Body Rafting membuka kesempatan untuk kategori usia 2 tahun sampai 70 tahun. Keselamatan peserta dijamin aman karena selain dilengkapi pelampung juga didampingi pemandu yang berpengalaman dan mengenal lokasi.

Sambil menyusuri sungai denganbody rafting, wisatawan dapat berburu foto pemandangan. Beberapaspotfoto terbaik bisa dijadikan titik swafoto denganangle terbaik. Tentu saja perlu pelindung khusus untuk kamera atau ponsel agar tidak rusak karena air.hay/I-1

"Green Canyon", Eksotika Sungai di antara Dua Tebing Batu

Dari Sungai Citumang di Kecamatan Parigi, Pangandaran, perjalan bisa dilanjutkan ke arah barat menuju Kecamatan Cijulang. Tepatnya di Desa Kertayasa, wisatawan dapat menikmati objek wisata Cukang Taneuh atau lebih dikenal dengan nama Green Canyon.

Cukang Taneuh atau jembatan tanah menyajikan panorama dua tebing yang menjulang tinggi. Dua tebing ini sepanjang aliran sunga ini ditumbuhi rerimbunan pohon dengan aneka satwa seperti tupai dan burung di sepanjang sungainya. Sinar matahari yang jatuh ke permukaan sungai dengan air berkelir hijau menjadi pesona lainnya.

Dari sisi ilmu geologi, ngarai Green Canyon ini terbentuk karena erosi oleh aliran sungai Cijulang selama ribuan tahun. Aliran ini menembus gua dengan stalaktit dan stalakmit. Diapit dua bukit yang menjulang pada beberapa titik tempat ini memiliki air terjun, membuat suasana kian sejuk.

Sementara itu air Sungai Cijulang di sekitar kawasan Green Canyon ini berwarna kehijauan. Warna hijau ini berasal dari plankton atau organisme renik sejenis alga. Pada dinding batu kehijauan yang ditumbuhi lumut pantulan cahaya matahari memendar di sela-sela rerimbunan pohon di sepanjang sungai.

Menurut lamanPangandaran Tourism, nama Green Canyon pertama kali dipopulerkan oleh seorang turis yang bernama Bill John. Pada waktu itu dia sedang berpetualang menyusuri Sungai Cijulang melihat pemandangan yang menakjubkan seolah mengingatkannya pada sebuah ngarai yang terdapat di Grand Canyon, Arizona, Amerika Serikat, yang dibelah oleh sungai Colorado.

Dalam penelusuran sungai lebih dalam dengan perahu motor itu, mereka tidak menyangka pemandangan tebing lebih indah dari yang dibayangkan. Airnya yang jernih dengan warna hijau toska dan tebing-tebing hijau berlumut membuat mereka takjub dan menamainya dengan julukan "Green Canyon".

Sementara nama aslinya Cukang Taneuh memiliki arti jembatan tanah karena di tempat ini terdapat sebuah jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani setempat untuk menuju kebun. Dahulu sebelum tiga turis asing memperkenalkannya, tempat ini dianggap angker sehingga tidak banyak yang menjelajahinya.

Perjalanan dengan perahu sepanjang 3 kilometer di Green Canyon akan ditemui beberapa titik atraksi wisata diantaranya Gua Cukang Taneuh, Batu Tengah, Batu Payung dan Pemandian Putri. Green Canyon menawarkan aktivitas wisata mulai dari berperahu untuk wisatawan yang hanya ingin sekedar menikmati pemandangan alam. Bagi mereka yang menyukai tantangan bisa melakukan renang,body rafting, dan terjun dari tebing.

Untuk menikmati keindahan Green Canyon, harus menyewa perahu dari Dermaga Ciseureuh. Paket biasa tanpa renang dalam waktu 45 menit dikenakan tarif 200 ribu per perahu. Paket biasa plus renang 30 menit dengan tarifnya 300 ribu atau renang dengan waktu 1 jam dengan tarif sebesar 400 ribu rupiah.

Bagi wisatawan yang ingin lebih menyatu dengan Green Canyon, disarankan melakukanbody raftingdi Sungai Cijulang dengan biaya sekitar 250 ribu rupiah per orang. Harga tersebut sudah termasuk jasaguide, alat-alat keselamatan (pelampung, helm, dan sepatu), serta cemilan ataupun makan besar.

Untuk kegiatanbody raftingini memakan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan wisatawan akan dimanjakan oleh hijau teduhnya warna air sungai. Di mulut gua terdapat air terjun Palatar sehingga suasana di objek wisata ini terasa begitu sejuk. Kegiatan yang dapat dilakukan selainbody rafting di antaranya lompat dari tebing dan berenang.hay/I-1

Baca Juga: