Pihak serikat pekerja pertanian telah menyerukan agar aksi protes petani di Prancis diakhiri setelah setelah mereka menerima konsesi gelombang kedua yang diberikan pemerintah.

PARIS - Serikat pekerja pertanian terkemuka di Prancis pada Kamis (1/2) menyerukan untuk mengakhiri aksi protes nasional yang menuntut perbaikan gaji, pajak dan peraturan, setelah mereka menerima janji bantuan dari pemerintah.

Prancis merupakan negara yang paling ricuh dalam menghadapi aksi protes petani yang tersebar di seluruh Eropa selama sepekan terakhir. Dalam tuntutannya, petani Prancis menentang kenaikan bea bahan bakar pertanian, mengeluhkan gaji dan pajak mereka serta peraturan Uni Eropa.

Arnaud Rousseau, ketua serikat pekerja pedesaan terbesar FNSEA, dan presiden Petani Muda (JA), Arnaud Gaillot, mengadakan konferensi pers untuk menyerukan diakhirinya aksi tersebut.

Hal ini terjadi menyusul janji pemberian uang tunai, pelonggaran peraturan dan perlindungan terhadap persaingan tidak sehat oleh Perdana Menteri Gabriel Attal, dan janji ini merupakan konsesi gelombang kedua yang diberikan pemerintah dalam sepekan.

Rousseau memuji atas kemajuan nyata tersebut dan mengatakan PM Attal telah mendengarkan untuk mencoba dan memahami apa yang dipertaruhkan bagi para petani.

Namun ketua serikat pekerja memperingatkan bahwa aksi protes baru dapat terjadi jika hasil awal dari janji-janji tersebut tidak terlihat ketika pameran perdagangan pertanian utama Prancis dibuka pada akhir bulan ini.

Rousseau juga melontarkan kritik keras atas ketidakpedulian para pejabat tingkat Eropa, dan mengecam struktur teknokratis yang dikurung di kantor-kantornya di Brussels.

FNSEA dan JA merupakan mayoritas anggota serikat petani Prancis meskipun belum jelas apakah kelompok lain juga akan mengakhiri protes yang mencakup pemblokiran jalan-jalan utama menuju Paris.

Janji PM Attal

Sementara itu PM Attal sebelumnya mengatakan dia ingin lebih mengenali profesi petani. "Saya pun ingin lebih melindungi petani dari persaingan tidak sehat," tegas dia seraya menawarkan langkah-langkah termasuk dana tahunan sebesar 150 juta euro untuk peternak dan untuk menanggapi larangan impor makanan.

Attal pun berjanji untuk memastikan definisi yang jelas di seluruh Eropa mengenai daging yang dihasilkan di laboratorium, sebuah teknologi yang masih dalam tahap awal.

Sedangkan Menteri Keuangan Bruno Le Maire mengatakan bahwa semua supermarket besar akan diaudit kepatuhannya terhadap undang-undang yang seharusnya menjamin harga yang adil bagi produk petani.

Sebelumnya pada konsesi gelombang pertama pada pekan lalu isinya mencakup penarikan kenaikan pajak bahan bakar yang banyak dikritisi.

Pada Kamis, ribuan petani dari seluruh Eropa berkumpul di Brussels dan aksi para petani ini merupakan desakan terhadap Paris agar Presiden Emmanuel Macron mau mengadakan pembicaraan dengan Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, untuk membahas masa depan pertanian Eropa sebelum pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels.

Tak hanya petani Prancis, ternyata para petani dari Jerman, Belgia, Polandia, Yunani, Italia, Rumania dan Belanda, juga menuntut tindakan dari pemerintah mereka. AFP/I-1

Baca Juga: