Pemerintah Serbia berencana meluncurkan lelang energi terbarukan yang kedua tahun ini dengan tujuan untuk mendapatkan setidaknya 400 MW tenaga angin dan tenaga surya. Menyusul lelang energi terbarukan perdananya tahun lalu, Serbia bersiap untuk meluncurkan babak baru pengadaan tahun ini karena ingin mengalokasikan premi untuk setidaknya 1 GW tenaga angin dan 300 MW tenaga surya.

Dubravka Djedovic Handanovic, Menteri Pertambangan dan Energi Serbia, mengatakan pada Pertemuan Investasi Balkan Barat EBRD di London minggu ini bahwa Serbia akan melelang setidaknya 400 MW tenaga angin dan tenaga surya pada tahun 2024.

"Rencana lelang tiga tahun untuk periode 2023-25, yang kami adopsi tahun lalu, akan mengamankan setidaknya 1.300 MW kapasitas energi terbarukan baru melalui investasi swasta dan melalui lelang dan premi pasar," katanya, dikutip dari PV Magazine, Senin (4/3).

"Dalam rencana tiga tahun pertama kami, kami fokus pada investasi besar, karena itulah satu-satunya cara agar kami dapat melangkah lebih cepat dalam proses transisi energi," tambahnya.

Dalam lelang energi terbarukan pertamanya, Serbia berusaha mengalokasikan 50 MW tenaga surya dan 400 MW tenaga angin. Latihan pengadaan ini menarik 16 proposal proyek dengan kapasitas gabungan 816 MW.

Djedovic Handanovic menyatakan bahwa investasi dalam energi terbarukan sama pentingnya dengan stabilitas pasokan. Tahun lalu, Serbia memperkenalkan sebuah amandemen terhadap Undang-Undang tentang Penggunaan Sumber Energi Terbarukan, dimana para pemasok diwajibkan untuk menyeimbangkan produksi mereka dan bertanggung jawab secara finansial kepada operator sistem transmisi untuk semua penyimpangan dari kewajiban yang telah direncanakan dan dikontrak.

"Kami membutuhkan jaminan bank untuk menyelesaikan kontrak koneksi dan jika jaringan tidak dapat mengakomodasi semua proyek yang meminta persetujuan koneksi, investor memiliki berbagai pilihan untuk mengamankan kapasitas tambahan untuk menyeimbangkan, seperti sistem penyimpanan energi baterai," ujar Djedovic Handanovic.

Ia mengatakan bahwa Serbia adalah negara pertama di kawasan ini yang telah memperkenalkan pasar listrik intraday dan membentuk pasar spot regional bersama dengan Slovenia, yang akan segera diikuti oleh Hungaria.

"Serbia adalah negara pertama di wilayah Balkan Barat yang telah menyambut dua proyek energi terbarukan yang sepenuhnya diperdagangkan. Hal ini menunjukkan bahwa peraturan baru telah memberikan kepastian dan keamanan bagi para investor," ucapnya.

Pada bulan Januari, pemerintah Serbia mendapatkan komitmen investasi dari perusahaan Tiongkok Shanghai Fengling Renewables dan Serbia Zijin Copper senilai 2 miliar Euro, yang oleh Kementerian Pertambangan dan Energi digambarkan sebagai investasi terbesar dalam energi terbarukan di negara tersebut hingga saat ini. Investasi ini membayangkan pembangunan proyek-proyek tenaga angin 1,5 GW dan tenaga surya 500 MW di samping fasilitas produksi hidrogen hijau dengan produksi tahunan sebesar 30.000 ton.

Menurut Asosiasi Sumber Energi Terbarukan Serbia, negara ini telah memasang sekitar 60 MW tenaga surya. Namun, angka tersebut belum pasti, karena belum ada pencatatan resmi untuk instalasi tenaga surya yang dipasang untuk konsumsi sendiri pada saat ini. April lalu, Serbia menyalakan proyek tenaga surya skala utilitas terbesarnya, yaitu proyek PV Delasol 9,9 MW di Lapovo, Serbia tengah.

Baca Juga: