Misil yang diluncurkan kelompok Huthi telah merusak sebuah kapal Inggris yang sedang melewati Teluk Aden pada Kamis (22/2) lalu.

DUBAI - Pemberontak Huthi Yaman yang didukung Iran pada Kamis (22/2) menembakkan dua misil ke kapal kargo milik Inggris yang melewati Teluk Aden hingga menyebabkan satu orang cedera ringan dan kerusakan pada kapal tersebut.

Pemberontak yang menguasai sebagian besar Yaman itu sebelumnya telah melakukan serangan selama berbulan-bulan terhadap kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden, sehingga mengganggu jalur pelayaran utama dan memicu tanggapan militer dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Perancis baru-baru ini.

"Sebuah kapal diserang oleh dua misil, mengakibatkan kebakaran di kapal," kata United Kingdom Maritime Trade Operations, seraya menambahkan bahwa pasukan koalisi sedang merespons insiden itu.

Sedangkan perusahaan keamanan Ambrey menginformasikan bahwa kapal nahas itu tampaknya menuju Laut Merah dari pelabuhan asalnya di Thailand. Sementara Komando Pusat AS (CENTCOM) mengidentifikasi kapal tersebut sebagai kapal kargo berbendera Palau milik Inggris, MV Islander.

"Serangan itu menyebabkan satu orang cedera ringan dan kerusakan. Namun kapal tersebut masih bisa melanjutkan pelayarannya," kata CENTCOM.

Di lain pihak, Huthi mengatakan pasukan angkatan laut mereka telah melakukan operasi yang ditargetkan terhadap kapal Inggris di Teluk Aden, menggunakan sejumlah misil angkatan laut yang langsung menghantam dan menyebabkan kapal kebakaran. Mereka mengatakan mereka juga menargetkan kapal perusak AS di Laut Merah dengan sejumlah drone.

CENTCOM mengatakan bahwa pesawat AS dan kapal perang sekutu secara terpisah menembak jatuh enam drone yang diluncurkan oleh Huthi. Sementara Prancis mengatakan salah satu fregatnya menembak jatuh dua drone.

Serang Israel

Tak hanya menyasar kapal, kelompok Huthi juga mengatakan bahwa mereka telah menembakkan sejumlah misil balistik dan meluncurkan drone ke berbagai sasaran Israel di resor Eilat di Laut Merah.

"Serangan misil tersebut memicu bunyinya sirene serangan udara di Eilat, tetapi pertahanan udara kami berhasil mencegatnya," kata militer Israel.

Kelompok Huthi mengatakan serangan mereka, yang mulai mereka lakukan pada November lalu, merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza di tengah perang Israel-Hamas. Serangan itu telah memicu serangan balasan di Yaman oleh AS dan Inggris, dan Huthi membalasnya dengan menargetkan kapal-kapal AS dan Inggris.

Serangan Huthi telah mendorong beberapa perusahaan pelayaran mengambil rute yang lebih panjang di sekitar ujung selatan Afrika untuk menghindari Laut Merah, yang biasanya menjadi jalur perdagangan maritim global sebesar 12 persen.

Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan pada akhir bulan lalu mengatakan bahwa volume lalu lintas komersial yang melewati Terusan Suez antara Laut Merah dan Mediterania telah turun lebih dari 40 persen dalam dua bulan sebelumnya.

Sedangkan Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pada Rabu (21/2) bahwa serangan Huthi telah menaikkan harga dan menyebabkan penundaan pengiriman barang-barang kemanusiaan penting, seperti makanan dan obat-obatan.

"Hal ini berdampak buruk pada mereka yang membutuhkan bantuan di seluruh dunia, termasuk di Sudan, Ethiopia dan Yaman sendiri," kata kementerian itu. AFP/I-1

Baca Juga: