YOGYAKARTA - Serangan belalang setan atau aularches miliaris di lahan pertanian warga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak dua pekan lalu dinilai belum merupakan wabah berbahaya secara umum. Sebab, hama tersebut masih bersifat sangat lokal atau hanya menyerang area pertanian yang sangat kecil.
Demikian diungkapkan oleh Tim Peneliti Fakultas Biologi UGM setelah melakukan penelitian selama beberapa hari di Gunungkidul baru-baru ini. Salah satu anggota peneliti Sudaryadi mengatakan serangan belalang setan berlangsung sejak dua pekan lalu namun ledakan hama masih sangat terbatas hanya di wilayah Baleharjo dan Karangrejek.
"Kami menemukan fase dewasa maupun pra dewasa belalang setan dalam jumlah cukup banyak pada satu lahan tanaman rumput kalanjana. Namun tidak ditemukan ditempat lain yang berjarak 500 meter dari titik dimana terdapat belalang setan," kata Sudaryadi di Yogyakarta, Jumat (26/1).
Meski demikian, Sudaryadi menghimbau warga tetap waspada. Pasalnya, masih banyak serangga yang berada dalam fase pradewasa. Artinya, belalang setan masih akan mudah dijumpai dalam beberapa pekan ke depan sehingga perlu dilakukan pemantauan secara periodik.
Belalang dengan sayap berwarna hijau dengan bercak kuning ini memiliki siklus hidup relatif lama dibandingkan dengan jenis belalang lain. Hama tersebut bergerak aktif di malam hari dengan pegerakan yang lambat.
"Jika perlu dilakukan pengendalian maka bisa dilakukan dengan menangkap secara manual," tuturnya.
Saat ini, tim peneliti Fakultas Biologi UGM juga tengah melakukan pengamatan preferensi pakan belalang setan. Langkah tersebut tidak hanya untuk mengetahui kemungkinan ledakan hama tetapi juga penentuan habitat yang disukai untuk peletakan telur dan kemungkinan memperoleh predator alami dari belalang setan. Selain Sudaryadi, terdapat dua anggota tim utama peneliti yang terlibat yakni Soenarwan Hery Purwanto dan Hari Purwanto. YK/E-10