TOKYO - Polisi Jepang pada Jumat (2/5)) menahan seorang tersangka yang bersembunyi di sebuah gedung setelah diduga membunuh empat orang, termasuk dua petugas polisi, dalam serangan senjata dan pisau.

Masanori Aoki (31) ditangkap di rumahnya di sebuah pertanian dekat kota Nakano di wilayah Nagano, kata polisi.

Mereka juga mengkonfirmasi kematian korban keempat semalam, seorang wanita tua yang ditemukan terluka di tempat kejadian dan kemudian dinyatakan meninggal.

Wanita lain dan dua petugas polisi sebelumnya dipastikan tewas dalam serangan itu.

Aoki awalnya secara resmi ditangkap dengan tuduhan pembunuhan atas kematian salah satu petugas polisi, kata kepala polisi daerah Nagano Iwao Koyama kepada wartawan.

Dia kemungkinan besar akan ditangkap kembali sehubungan dengan kasus kematian lainnya, dalam proses yang memungkinkan penegak hukum menahan tersangka lebih lama sementara penyelidikan berlanjut.

Aoki tidak menggugat dakwaan tersebut, kata Koyama. Sebanyak 100 petugas sedang menyelidiki kasus tersebut.

"Ini adalah tindakan yang sangat keji yang mengejutkan bukan hanya warga daerah tetapi juga masyarakat secara keseluruhan," katanya.

"Kita perlu menyelidiki ini secara menyeluruh dan melihat keseluruhan gambar termasuk bagaimana dan mengapa," katanya.

Kasus pembunuhan di daerah pedesaan di wilayah barat adalah contoh kejahatan kekerasan yang jarang terjadi di Jepang, negara yang memiliki tingkat pembunuhan rendah dan beberapa undang-undang senjata terberat di dunia.

Beberapa media lokal melaporkan, Aoki adalah anak dari ketua majelis kota Nakano, dan tinggal bersama orang tua dan bibinya.

"Kami berdoa untuk jiwa orang yang meninggal dan menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga yang berduka," kata juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno kepada wartawan.

"Polisi sedang menyelidiki untuk mengungkap keseluruhan gambaran kejadian, termasuk bagaimana kejahatan itu berkembang dan latar belakangnya."

Serangan itu dimulai pada Kamis sore, ketika seorang pria setempat yang bekerja di sebuah peternakan melihat seorang wanita "berlari sambil berkata, 'tolong saya'", katanya kepada penyiar nasional NHK.

"Di belakangnya seorang pria berkamuflase dan membawa pisau besar, menikamnya dari belakang," kata saksi berusia 72 tahun itu.

Dia mengatakan dia menelepon layanan darurat, sementara tetangga mencoba menyadarkan wanita itu.

Penyerang mengatakan, "Saya membunuhnya karena saya ingin," menurut seorang saksi mata yang dikutip oleh Kyodo News.

Media lokal mengatakan dia kemudian menembakkan senjata berburu ke petugas polisi yang tiba di tempat kejadian.

Petugas berada di dalam mobil patroli dan penyerang meletakkan senjata di jendela kendaraan dan menembak dua kali, lapor NHK.

Petugas yang terbunuh diidentifikasi sebagai Yoshiki Tamai (46), dan Takuo Ikeuchi (61).

Pria itu kemudian membarikade dirinya di dalam rumah, ibu dan bibinya juga di tempat itu, kata media setempat.

Dia bersembunyi hampir sepanjang malam, sesekali terdengar suara tembakan, sementara kedua wanita itu berhasil melarikan diri sendiri.

Dengan sedikit kasus kejahatan kekerasan besar, Jepang diguncang dengan peristiwa penembakan mantan perdana menteri Shinzo Abe pada Juli lalu.

Pelaku, Tetsuya Yamagami, dilaporkan menargetkan politisi tersebut karena hubungannya dengan Gereja Unifikasi.

Bulan lalu, seorang pria ditangkap karena diduga melemparkan bahan peledak seperti bom pipa kea rah PM Fumio Kishida saat berkampanye di kota Wakayama.

Kishida tidak terluka dan seorang pria yang ditangkap di tempat kejadian akan menjalani pemeriksaan kejiwaan selama tiga bulan, kata pengadilan daerah minggu ini.

Pelaku tetap bungkam tentang motifnya menyerang perdana menteri.

Baca Juga: