JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatannya, awal pekan ini. Suku bunga acuan, terutama dari bank sentral Amerika Serikat (AS), diperkirakan masih menjadi sentimen penggerak IHSG.

Equity Research Analyst Alrich Paskalis Tambolang memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (31/7), bergerak uji support level 6.830 dan resistance 6.950, pivot 6.880.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/7), ditutup naik mengikuti penguatan mayoritas bursa saham di kawasan Asia.

IHSG ditutup menguat 3,57 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.900,23. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,38 poin atau 0,25 persen ke posisi 961,65.

"Pasar tampaknya menyikapi Bank of Japan mempertahankan suku bunga utama jangka pendeknya tidak berubah di 0,1 persen, dan imbal hasil obligasi 10 tahun di sekitar 0 persen, hal ini sesuai dengan konsensus pasar," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Namun demikian, pasar juga memperhatikan core consumer price index Jepang yang naik 3 persen secara tahunan pada Juli 2023, atau melambat dari kenaikan 3,2 persen pada bulan sebelumnya, dan berada di atas ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen.

Sehingga, masih juga melampaui target Bank of Japan sebesar 2 persen, yang mana data tersebut juga memberikan tekanan pada bank sentral untuk menyesuaikan kebijakan moneter yang sangat longgar tahun ini di tengah inflasi dan kenaikan suku bunga global.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 0,99 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing naik 0,75 persen dan 0,49 persen.

Baca Juga: