JAKARTA - Tak adanya sentimen baru akibat pasar Amerika Serikat (AS) libur membuat aset berisiko, seperti rupiah kemungkinan akan kembali tertekan di hadapan dollar AS pada perdagangan, hari ini (8/9).

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan sentimen negatif masih berlanjut akibat memanasnya hubungan antara negara dengan ekonomi terbesar di dunia yaitu AS dan Tiongkok.

"Dollar AS berpeluang menguat terhadap rupiah dengan isu memanasnya hubungan AS dan Tiongkok. Pemerintah AS masih membahas masalah pencekalan perusahaan semikonduktor Tiongkok untuk berbisnis di AS," ujar Ariston kepada Koran Jakarta, Senin (7/9).

Dengan adanya sentimen tersebut kemungkinan besar rupiah akan kembali tertekan dalam perdagangan hari ini. Ariston memperkirakan rupiah berpotensi mengalami pelemahan dalam kisaran 14.650 - 14.850 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (7/9) ditutup menguat seiring meningkatnya cadangan devisa pada Agustus 2020. Kurs rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.740 rupiah per dollar AS.

uyo/E-10

Baca Juga: