JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, pekan ini. Normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih menjadi sentimen dominan bagi pergerakan rupiah.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memperkirakan sentimen suku bunga acuan oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) masih berlanjut pekan ini. Menurutnya, pelaku pasar masih berharap Fed Fund Rate (FFR) berada di level sama.

Namun, Fikri memperingatkan imbal hasil atau yiled obligasi pemerintah AS atau US Treasury berpotensi naik pada September ini sehingga akan menjadi tekanan bagi aset berisiko, termasuk rupiah. Karenanya, Fikri memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (4/9), bergerak di kisaran 15.089-15.289 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Jumat (1/9), ditutup melemah sebesar 12 poin atau 0,08 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.242 rupiah per dollar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah berkonsolidasi setelah beberapa hari terakhir menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). "Jadi, hingga penutupan mungkin (rupiah) masih bertahan melemah," ujar dia di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Menurut dia, pasar sedang menunggu data tenaga kerja AS versi pemerintah pada malam ini yang mungkin dapat memberikan gambaran jelas kepada pasar perihal kondisi ketenagakerjaan di AS.

Baca Juga: