Jakarta - Penguatan nilai tukar rupiah sejak awal tahun ini diperkirakan tak akan berlangsung lama mengingat apresiasi tersebut lebih dikarenanakan pelemahan dollar AS akibat kondisi politik dalam negeri, terutama terkati penghentian jalannya roda pemerintahan Amerika Serikat (AS) atau shut down.

Saat ini, Presiden AS Donald Trump terus membuka dialog untuk mengakhiri shut down tersebut sehingga ada potensi dollar menguat kembali. Kondisi tersebut tentunya akan menekan pergerakan rupiah. Seperti diketahui, pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (3/1) sore, menguat 40 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.410 rupiah per dollar AS.

Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong di Jakarta, Kamis, mengatakan penutupan pemerintah Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang rupiah. "Pasar menilai, penutupan pemerintah AS akan memperlambat ekonominya sehingga memicu pelepasan terhadap aset berdenominasi dollar AS dan beralih ke negara dengan prospek ekonomi positif, salah satunya Indonesia," paparnya.

Ant/E-10

Baca Juga: