JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan melanjutkan penguatannya, pada akhir pekan ini. Sentimen terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed diprediksi masih berlanjut.

Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) selama dua hari hingga Rabu (28/4) waktu Washington DC, AS memutuskan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) dipertahankan di level 0-0,25 persen. The Fed juga tetap melanjutkan kebijakan injeksi likuiditas melalui pembelian obligasi pemerintah AS senilai 80 juta dollar AS per bulan.

Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan pemulihan ekonomi AS berada pada jalurnya. Meski demikian, bank sentral belum akan mengubah kebijakan moneternya.

"Ini bukan waktunya untuk berbicara tentang pengurangan pembelian aset oleh bank sentral," ujar Powell dalam sambutannya, Kamis (29/4) WIB.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (29/4) sore, menguat 50 poin atau 0,34 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.450 rupiah per dollar AS.

"Ini murni dari efek The Fed terhadap dollar AS dan rupiah, di mana harapan inflasi agak sedikit mereda," kata analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Kamis (29/4).

Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar terhadap mata uang lainnya saat ini berada di posisi 90,67, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,61. Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kini berada di level 1,65 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,62 persen.

Baca Juga: