JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melemah pada awal pekan ini. Ekspektasi pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS0 atau The Fed pada pekan ini masih menjadi tekanan bagi rupiah.

Ekonom Senior Samuel Sekuritas Fikri C Permana menilai pelaku pasar masih menanti hasil rapat dewan kebijakan The Fed atau FOMC pekan ini. Karenanya, Fikri memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (19/9), bergerak di kisaran 14.800-15.100 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (16/9) sore, melemah, seiring fokus pelaku pasar yang mulai tertuju pada pertemuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed). Rupiah ditutup melemah 57 poin atau 0,38 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.955 rupiah per dollar AS.

"Data ekonomi AS dan kebijakan moneter The Fed untuk pekan depan menjadi fokus pasar, setelah rangkaian data ekonomi AS yang belum menunjukkan kondisi ekonomi yang membaik memicu spekulasi kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih tinggi dari sebelumnya," tulis Tim Riset Monex Investindo dalam kajiannya di Jakarta.

Setelah rilis data inflasi AS pada pekan ini, sebagian pelaku pasar terpicu pada spekulasi kenaikan suku bunga acuan yang agresif hingga 100 basis poin untuk kenaikan suku bunga September nanti.

Kendati demikian, mayoritas pelaku pasar memprediksi kenaikan suku bunga acuan The Fed hanya sebesar 75 basis poin (bps) pada bulan ini.

Baca Juga: