JAKARTA - Sentimen negatif di Amerika Serikat (AS) akibat tren poeningkatan kasus Covid -19 membuat pasar pesimistis terhadap kebijakan moneter bank sentral setempat (The Fed), Kamis (30/7). Kondisi tersebut membuat rupiah akan mendapatkan sinyal positif.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan belakangan ini terjadi pelemahan dollar AS karena kekhawatiran pasar terhadap potensi terhambatnya pemulihan ekonomi di AS karena terus meningginya kasus Covid -19, dan pesimistisnya pasar akan hasil rapat The Fed.

"Pasar juga sedang menantikan hasil rapat kebijakan moneter bank sental AS, Kamis (30/7) dini hari, yang mungkin akan kembali mendapatkan suara pesimis dari The Fed mengenai ekonomi AS," ujar Ariston kepada Koran Jakarta, Selasa (28/7).

Dengan adanya sentimen tersebut memungkinkan rupiah akan menguat dihadapan dollar AS pada perdagangan, hari ini (29/7). Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran 14.450 - 14.600 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (28/5), ditutup stagnan di tengah melemahnya nilai tukar mata uang kawasan Asia. Rupiah ditutup stagnan pada level 14.535 rupiah per dollar AS.

uyo/E-10

Baca Juga: