JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melanjutkan pelemahannya, hari ini (22/10). Sentimen eksternal diperkirakan lebih dominan ketimbang internal dalam mempengaruhi depresiasi rupiah.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat investor menantikan rilis data indikator manufaktur Amerika Serikat (AS) yang akan dijadikan indikasi potensi pemulihan ekonomi setempat. Karenanya, Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (22/10), bergerak di kisaran 15.450-15.550 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah terbatas.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Senin (21/10) sore, ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen dari akhir pekan lalu menjadi 15.504 rupiah per dollar AS. Pelemahan dipengaruhi sentimen pasar terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS).

"Peluang calon presiden dari Partai Republik Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih tampaknya meningkat. Seruan itu muncul karena pemilihan umum AS, yang tinggal dua minggu lagi, masih terlalu dekat untuk diprediksi," kata pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi di Jakarta.

Trump telah memperoleh dukungan dalam beberapa pekan terakhir dan sekarang memiliki keunggulan tipis atas Wakil Presiden Kamala Harris dalam beberapa jajak pendapat.

Selain itu, Ibrahim menuturkan konflik Timur Tengah tetap menjadi fokus, meningkat selama akhir pekan karena Israel terus melancarkan serangannya terhadap Hamas dan Hizbullah, masing-masing di Gaza dan Lebanon. Israel juga mengatakan berencana untuk menyerang lokasi-lokasi di Beirut yang terkait dengan keuangan Hizbullah. n mad/Ant/E-10

Baca Juga: