JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diprediksi kembali menguat dalam perdgangan pada awal pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sentimen eksternal, terutama spekulasi sikap dovish The Fed.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (20/3), bergerak di kisaran 15.300-15.385 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan lalu menguat 44 poin atau 0,29 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.345 rupiah per dollar AS di tengah naiknya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).

"Kenaikan pada imbal hasil obligasi AS akan menahan penguatan rupiah lebih lanjut," kata analis DCFX Futures Lukman Leong di Jakarta.

Lukman mengatakan imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun di 4,218 persen dan tenor 10 tahun di 3,581 persen.

Dia memperkirakan rupiah berpotensi rebound terbatas. Sentimen pasar berbalik positif setelah ada harapan apabila bank-bank global yang bermasalah akan mendapatkan dukungan.

Pemerintah AS akan menjamin nasabah Silicon Valley Bank (SVB), sedangkan Credit Suisse Bank di Swiss mendapatkan likuiditas dari bank sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB).

Baca Juga: