JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan bergerak mendatar, hari ini (6/4). Pergerakan rupiah masih dipengaruhi sentimen global, terutama prospek normalisasi moneter di Amerika Serikat (AS).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pernyataan pejabat The Fed, Loretta Mester terkait arah kebijakan The Fed menyebabkan pelemahan tipis pada rupiah kemarin. Dari pernyataan itu, The Fed memberikan sinyalemen bahwa bank sentral masih bersikap hawkish atau agresif dalam memperketat kebijakan moneter ke depan.

Karenanya, Josua memperkirakan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (6/4), cenderung bergerak sideways alias mendatar di kisaran 14.875-14.975 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan, Rabu (5/4), melemah 33 poin atau 0,22 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.932 rupiah per dollar AS seiring melemahnya data ekonomi AS.

"Rupiah hari ini diperkirakan diperdagangkan melemah terhadap dollar AS karena peningkatan kekhawatiran terhadap resesi global seiring dengan pelemahan data-data ekonomi AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.

Rully menuturkan investor cenderung untuk memegang investasi yang tidak berisiko seperti yen dan emas.

Serentetan data ekonomi AS yang lemah tersebut meliputi aktivitas manufaktur AS, lowongan pekerjaan Jolt dan pesanan pabrik.

Baca Juga: