Jembatan gantung bisa menjadi destinasi menarik wisatawan. Tingginya jembatan dan pemandangan indah di bawahnya menjadi objek tersendiri bagi masyarakat.

Pada 2020 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga membangun 148 unit jembatan gantung. Sebelumnya, pada 2019 membangun sebanyak 140 unit jembatan. Beberapa di antaranya menjadi destinasi wisata yang ramai.

Jembatan Gantung Situ Gunung
Salah satu jembatan gantung yang dibangun Kementerian PUPR dan sedang menjadi hit adalah Jembatan Gantung Situ Gunung yang berada di kompleks Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Tepatnya di Desa Sukamanis, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat.
TNGGP memiliki luas 24.270 hektare. Ini salah satu dari 5 taman nasional pertama ditetapkan sebagai zona inti Cagar Biosfer Cibodas oleh UNESCO pada Tahun 1977.
Selain berlokasi di taman nasional sebagai cagar biosfer yang menjadikan lingkungannya terjaga, kelebihan jembatan ini panjangnya mencapai 250 meter dengan tinggi 150 meter dan lebar 2 meter. Diresmikan pada 9 Maret 2019 jembatan tersebut menghubungkan area Situ Gunung dan Curug Sawer.
Jembatan yang diklaim terpanjang di Asia Tenggara itu mampu menahan berat hingga 55 ton. Namun, untuk keamanan, pelintas jembatan dibatasi hanya 50 orang. Demi memastikan keamanan, pada ujung jembatan berdiri pengawas sekaligus pemandu wisata.
Jembatan gantung Situ Gunung menembus hutan belantara yang masih perawan. Di tengah, pengunjung dikelilingi pemandangan hijau dari pohon-pohon yang cukup tinggi menghijau. Setelah menyeberang, perjalanan bisa dilanjutkan ke curug Sawer yang memiliki tinggi 35 meter.
Selain itu, ada pula Situ Gunung, sebuah danau alami seluas 120 hektare yang menjadi tujuan utama pengunjung. Letaknya sekitar 850 meter di atas permukaan laut (dpl).
Dibuka mulai pukul 07.30 hingga 17.30 WIB. Harga tiket ke Jembatan Situ Gunung sebesar 50.000 rupiah untuk dewasa dan 25.000 rupiah untuk pengunjung anak-anak. Sementara itu, biaya parkir untuk setiap kendaraan bermotor roda dua 3.000 rupiah. Untuk mobil dikenai biaya parkir 5.000 rupiah.
Setelah puas berfoto-foto di tengah jembatan gantung Situ Gunung yang menakjubkan, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan ke Curug Sawer. Hanya, perlu berjalan menurun sekitar 1 km atau kurang lebih 30 menit ke Curug Sawer.
Kalau sudah lapar, bisa beristirahat sambil menikmati sajian-sajian menu di restoran yang letaknya di ujung jembatan Situ Gunung. Restoran namanya De Balcone Resto. Ada ayam sambal matah, ayam bakar, roti bakar, dan berbagai pilihan hidangan khas Sunda. Penggemar kopi bisa menikmati aneka kopi yang cocok di udara sejuk.

Jembatan Gantung Panyindangan
Di Kabupaten Sumedang terdapat jembatan gantung yang cukup menarik. Namanya Jembatan Gantung Panyindangan. Ini sesuai dengan nama dusun tempat jembatan berdiri. Diresmikan pada 23 Januari 2019, jembatan menghubungkan wilayah Desa Gunasari dengan wilayah Desa Baginda yang terpisahkan aliran Sungai Cihonje.
Jembatan gantung dibangun untuk menggantikan yang telah rusak, sehingga sudah tidak mendukung. Teknologinya memakai Judesa (Jembatan Gantung untuk Pedesaan Asimetris) yang dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dengan teknologi Judesa jembatan untuk lalu lintas sepeda, motor, dan pejalan kaki saja. Panjang jembatan mencapai 120 meter dengan lebar 1,65 meter dengan pondasi beton dan baja dilapisi semen. Untuk pengimbang digunakan tali angin dan lantai pijakan dari papan baja seberat 15 ton.
Menghabiskan 28,5 miliar rupiah, Jembatan Gantung Panyindangan, menarik karena berada di tengah persawahan. Sebelum mencapai titik, pengunjug akan melewati jalan sempit berkelok-kelok membelah.
Selain berfungsi sebagai jalur akses penduduk dan kendaraan, jembatan gantung Panyindangan bisa digunakan sebagai lokasi swafoto atau selfie. Pemandangan sawah hijau menghampar dan Sungai Cihonje di bawahnya menjadi daya tarik.

Jembatan Gantung Winduhaji
Masih di Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Kuningan terdapat Jembatan Gantung Winduhaji. Jembatan penghubung Kelurahan Winduhaji-Citangtu, Kecamatan Kuningan itu, selesai dibangun Juni 2020.
Jembatan sebagai penghubung kedua desayang terbelah sungai Cisanggarung. Kedalaman sungai dari jembatan mencapai 80 meter. Panjang jembatan dibuat membentang 120 meter.
Yang menarik, di sepanjang aliran sungai masih banyak pepohonan hijau sebagai habitat hewan liar. Di sini masih terdapat kera ekor panjang yang semakin menarik masyarakat untuk datang berwisata.
Menurut warga setempat dalam sehari sedikitnya 500 pengunjung hadir berfoto-foto, selain menikmati sensasi di ketinggian. Kelurahan Winduhaji membatasi jumlah pengunjung jembatan maksimal 15 orang dalam waktu 10 menit.
Demi keamanan, tidak diperkenankan parkir motor di atas jembatan. Warga kelurahan menyediakan tempat parkir motor berjarak 200 meter dari jembatan, dengan tarif 2.000 rupiah.

Jembatang Gantung Mangusuko
Salah satu jembatan gantung di Kabupaten Magelang yang kini sedang dijadikan tempat foto adalah Jembatan Gantung Mangunsuko yang berada di Kecamatan Muntilan. Jembatan yang diresmikan Presiden Joko Widodo tersebut bercatwarna-warni dengan pemandangan air terjun di bawahnya.
Bukan hanya menjadi penghubung Dusun Grogol di Desa Mangunsuko dan Dusun Tutup di Desa Sumber, jembatan sekarang menjadi titik anak-anak muda untuk berfoto. Dengan panjang 120 meter, lebar 2,5 meter, jembatan menawarkan pemandangan Kali Senowo, di bawah, yang sangat indah.
Dari atas "Jembatan Jokowi" demikian sering disebut, pengunjung dapat melihat pemandangan berupa air terjun dari bendungan yang bersusun-susun di Kali Senowo. Jika cuaca sedang cerah di kejauhan akan tampak Gunung Merapi yang menjadi hulu sungai tersebut.
Setelah diresmikan, jembatan Jokowi dipersolek warga dengan cat warna-warni seperti merah, biru tua, dan kuning. Maka, banyak orang sengaja datang untuk berfoto di atas jembatan unik ini.

hay/G-1

Baca Juga: